AC Dapat Tingkatkan Risiko Virus Corona, Benarkah?
Halodoc, Jakarta - Dengan semakin bertambahnya kasus virus corona, pemerintah melakukan segala cara agar penularan dari penyakit ini dapat menurun. Salah satu yang dilakukan per hari ini (10/4) di Jakarta adalah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Diharapkan, semua risiko yang dapat menyebabkan seseorang terserang virus corona dapat diredam.
Meski begitu, belakangan ini banyak terdengar kabar bahwa terdapat salah satu risiko yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengidap COVID-19. Risiko tersebut disebabkan oleh penggunaan air conditioner (AC) yang dapat membuat penyebaran virus tersebut lebih cepat. Berikut penjelasan lengkap tentang hal ini!
Baca juga: Pakai Sarung Tangan Tingkatkan Risiko Infeksi Virus Corona
Risiko Virus Corona Meningkat Karena Penggunaan AC
Dengan maraknya berita tentang penggunaan air conditioner yang dapat meningkatkan risiko virus corona, rasa panik pada masyarakat dapat meningkat. Namun, hal yang paling penting adalah mencari tahu apakah hal tersebut benar adanya. Dengan begitu, langkah-langkah yang dapat diambil selanjutnya dapat direncanakan.
Dikatakan oleh Pakar Epidemiologi Penyakit Infeksi dari UGM, Prof. Dr. dr. Hari Kusnanto Josef apabila sejauh ini belum ada penelitian tentang peningkatan risiko dari virus corona yang disebabkan air conditioner. Meski begitu, beberapa penelitian menyebut apabila virus corona lebih kuat bertahan pada suhu yang dingin dan kering. Sebaliknya, virus tersebut tidak tahan terhadap suhu dan tingkat kelembapan yang tinggi.
Memang belum ada penelitian yang menyebut jika AC dapat menyebabkan penularan penyakit COVID-19 pada orang banyak. Namun, hal ini sudah diteliti pada penyakit sebelumnya yang mirip, yaitu SARS. Pada studi tersebut ditemukan terdapat pengaruh dari penggunaan penyejuk ruangan dengan tingkat risiko penularan pada SARS.
Baca juga: Cek Risiko Tertular Virus Corona secara Online di sini
Hal yang Harus Dilakukan Terkait Penggunaan AC
Umumnya, peningkatan risiko dari virus corona yang berhubungan dengan AC terjadi karena ruangan yang tertutup dengan sirkulasi yang minim. Hal ini dapat diperparah ketika ruangannya sempit dan penyejuk udara tersebut tidak pernah dimatikan. Maka dari itu, penting untuk melakukan pergantian udara dengan cara membuka jendela-jendela yang ada.
Penularan virus corona dapat terjadi pada bangunan dengan bangunan yang ventilasi udaranya buruk, sehingga memengaruhi kualitas udara dan meningkatkan risiko terhadap penyebaran penyakit. Beberapa penyakit yang sudah terbukti dapat menyebar melalui AC adalah tuberkulosis dan legionellosis. Risikonya meningkat jika jumlah pertukaran udara di ruangan tersebut sedikit dan penyakitnya tidak mendapat perawatan.
Sistem ventilasi alami yang dirancang dengan baik terbilang lebih efektif untuk mengendalikan penyebaran infeksi melalui udara. Dengan alasan tersebut, sistem ventilasi campuran alami dan pendingin udara digunakan pada beberapa klinik dan rumah sakit. Hal tersebut diharapkan dapat mengurangi risiko penyebaran penyakit pada pengunjung dan pekerja.
Dosen dari UGM tersebut juga mengatakan apabila virus tidak memiliki kemampuan untuk bertahan lebih lama di udara. Disebutkan apabila rata-rata virus mampu bertahan di udara sekitar 30 menit. Hal ini dapat sangat berbeda jika penyebab penyakit tersebut menempel di permukaan benda, virus tersebut dapat bertahan dalam hitungan hari.
Hal yang paling penting dari penggunaan AC untuk menghindari risiko virus corona adalah menghindari berinteraksi atau satu ruangan dengan seseorang yang terinfeksi. Maka dari itu, penting untuk menghindari keramaian di ruangan tertutup. Jika sudah dipastikan semuanya sehat, maka pemakaian AC di rumah bukan masalah.
Baca juga: Ini Cara Virus Corona Menyerang Tubuh
Lalu, jika kamu mempunyai pertanyaan terkait penyebaran virus corona, dokter dari Halodoc siap menjawab semuanya. Selain itu, kamu juga dapat melakukan pemeriksaan terkait COVID-19 pada aplikasi Halodoc. Caranya mudah, kamu cukup download aplikasi Halodoc di smartphone yang digunakan!