Abses Peritonsil dan Tonsilitis, Apa Bedanya?

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   13 Juni 2019
Abses Peritonsil dan Tonsilitis, Apa Bedanya?Abses Peritonsil dan Tonsilitis, Apa Bedanya?

Halodoc, Jakarta –   Abses peritonsil adalah kumpulan jaringan yang menyakitkan, berisi nanah yang terbentuk di belakang tenggorokan dekat salah satu amandel. Abses peritonsil ini sering muncul sebagai akibat dari tonsilitis.

Radang amandel atau tonsillitis biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus dimana sebagian besar kasus tonsilitis akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu 10 hari. Tonsilitis dapat didiagnosis dengan pemeriksaan tenggorokan dan usap bakteri. Ada sejumlah agen infeksius yang dapat menyebabkan penyakit. Amandel adalah garis pertahanan pertama tubuh terhadap patogen eksternal.

Sedangkan abses peritonsil biasanya disebabkan oleh Streptococcus pyogenes, bakteri yang sama yang menyebabkan radang tenggorokan dan tonsilitis. Jika infeksi menyebar di luar amandel, itu dapat membuat abses di sekitar amandel.

Baca juga: Cara Membedakan Amandel dan Radang Tenggorokan

Abses peritonsil biasanya terjadi pada orang dewasa muda selama musim dingin dan musim semi, ketika infeksi radang tenggorokan dan radang amandel paling sering terjadi. Jarang, orang dapat mengembangkan penyakit ini tanpa radang amandel.

Tonsilitis paling umum di antara anak-anak, sedangkan abses peritonsiler paling sering terjadi pada orang dewasa muda. Abses ini jarang terjadi setelah seseorang mengangkat amandelnya, meskipun masih dapat terjadi.

Gejala abses peritonsil mungkin mirip dengan tonsilitis dan radang tenggorokan, tapi seringkali lebih parah. Seseorang kadang-kadang dapat melihat abses menuju bagian belakang tenggorokan, dan itu mungkin terlihat, seperti lepuh atau bisul. Pengidap biasanya mengalami:

  1. Menelan yang menyakitkan, disebut odynophagia

  2. Ketidakmampuan menelan air liur

  3. Demam dan kedinginan

  4. Rasa sakit yang menyebabkan trismus, yang merupakan kesulitan atau ketidakmampuan untuk membuka mulut

  5. Suara teredam

  6. Sakit kepala

  7. Pembengkakan leher dan wajah

Perawatan Abses Peritonsil

Perhatian utama dalam perawatan abses peritonsil adalah pernapasan dan jalan napas. Langkah pertama adalah memasukkan jarum ke dalam kantong nanah dan membuang cukup cairan, sehingga bisa bernapas dengan nyaman.

Baca juga: Kenali Penyebab Infeksi Saluran Pernapasan

Untuk menghindari supaya prosedurnya tidak menimbulkan sakit, pengidapnya akan menerima anestesi lokal yang disuntikkan ke kulit di atas abses dan, jika perlu, obat penghilang rasa sakit dan sedasi melalui infus yang dimasukkan ke lengan. Dokter akan menggunakan penghisapan untuk membantu pengidapnya menghindari menelan nanah dan darah.

Ada beberapa opsi terkait perawatan ini, yaitu:

  1. Aspirasi jarum melibatkan perlahan-lahan memasukkan jarum ke dalam abses dan menarik nanah ke dalam jarum suntik.

  2. Insisi dan drainase melibatkan penggunaan pisau bedah untuk membuat luka kecil pada abses sehingga nanah dapat mengalir.

  3. Tonsilektomi akut (memiliki ahli bedah mengeluarkan amandel) mungkin diperlukan jika, karena alasan tertentu, pengidapnya tidak dapat mentolerir prosedur drainase, atau jika seseorang memiliki riwayat tonsilitis yang sering.

  4. Kamu akan menerima antibiotik. Dosis pertama dapat diberikan melalui infus. Penisilin adalah obat terbaik untuk jenis infeksi ini, tapi jika alergi beritahu dokter, sehingga antibiotik lain dapat digunakan (pilihan lain mungkin eritromisin atau klindamisin).

Jika sudah mulai sehat dan abses mengering dengan baik, pengidap bisa pulang. Jika sangat sakit, tidak bisa menelan, atau memiliki masalah medis yang rumit (seperti, diabetes), kamu  mungkin dirawat di rumah sakit. Anak kecil yang sering membutuhkan anestesi umum untuk drainase, seringkali memerlukan rawat inap di rumah sakit.

Kalau ingin mengetahui lebih abses peritonsil dan tonsilitis, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Talk to A Doctor, kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.