9 Faktor Risiko Penyakit Radang Panggul pada Wanita
Halodoc, Jakarta - Kaum hawa rasanya yang pernah menganggap remeh rasa nyeri yang terjadi di daerah panggul. Apalagi bila kondisinya disertai dengan nyeri saat berkemih atau saat berhubungan intim. Sebab, bisa saja kondisi ini menandai penyakit radang panggul yang sedang menyerang dirimu.
Dalam dunia medis radang panggul dikenal dengan pelvic inflammatory disease (PID). PID merupakan infeksi yang menyerang serviks (leher rahim), uterus (rahim), tuba falopi (saluran indung telur), dan ovarium (indung telur). Umumnya, radang panggul ini ditemukan pada perempuan dengan usia 15–24 tahun yang aktif secara seksual.
Lantas, apa sih penyebab utama dan faktor yang bisa meningkatkan risiko terserang penyakit ini?
Baca juga:Inilah yang Dimaksud dengan Radang Panggul pada Kaum Hawa
Tak Cuma Infeksi Menular Seksual
Penyakit radang panggul ini umumnya disebabkan oleh infeksi menular seksual. Nah, gonore dan bakteri chlamydia merupakan bakteri yang paling sering menyebabkan kondisi ini. Penyakit ini bisa menyebar ketika seseorang melakukan hubungan intim tanpa proteksi dengan orang yang mempunyai kondisi ini.
Yang perlu diwaspadai tak cuma itu saja, sebab ada juga faktor lainnya yang bisa meningkatkan risiko radang panggul, seperti:
-
Wanita berusia kurang dari 25 dan aktif secara seksual.
-
Melakukan hubungan intim tanpa kondom.
-
Memiliki banyak pasangan dalam melakukan hubungan intim .
-
Melakukan hubungan intim dengan seseorang yang mempunyai pasangan seksual lebih dari satu.
-
Tindakan aborsi.
-
Penggunaan alat kontrasepsi IUD (spiral).
-
Memiliki riwayat sakit radang panggul atau infeksi menular seksual lainnya.
-
Tidak membersihkan Miss V dengan sabun khusus
-
Keguguran.
Ditandai Sederet Gejala
Seseorang yang mengidap radang panggul tak cuma merasakan satu-dua gejala saja. Sebab, penyakit ini bisa menimbulkan berbagai gejala pada pengidapnya. Namun, ada kalanya organ reproduksi yang terinfeksi radang tak selalu menimbulkan gejala. Makanya terkadang sebagian besar kasusnya sulit dikenali.
Meski begitu setidaknya ada beberapa gejala yang bisa dialami oleh pengidapnya, contohnya:
-
Nyeri saat berhubungan intim.
-
Nyeri ketika berkemih.
-
Demam, mual, dan muntah-muntah.
-
Rasa nyeri pada daerah panggul.
-
Rasa nyeri pada perut bagian bawah.
-
Keputihan yang berubah warna menjadi kuning atau hijau.
-
Mengalami demam.
-
Mual dan muntah-muntah.
-
Periode menstruasi yang lama.
-
Perdarahan di antara menstruasi.
-
Perdarahan setelah berhubungan intim.
Baca juga: Pengidap Radang Panggul Apakah Bisa Hamil?
Awas, Ada Komplikasinya
Pengidap radang panggul meski harap-harap cemas bila penyakitnya tak ditangani dengan segera dan dibiarkan berlarut-larut. Pasalnya, radang panggul ini bisa menimbulkan komplikasi berupa nyeri panggul yang berkepanjangan, munculnya abses, berulangnya penyakit radang panggul pada pengidapnya, dan kemandulan (infertilitas). Tuh, bikin ngeri kan?
Tak cuma itu saja, berulangnya penyakit ini bisa membuat kondisi organ reproduksi jadi rentan terhadap bakteri. Inilah alasan pengidapnya harus menyelesaikan masa pengobatannya hingga tuntas. Tujuannya jelas, untuk mengurangi risiko terjadinya infertilitas dan nyeri panggul yang berkepanjangan dan amat mengganggu aktivitas.
Masalah panggul ini, tepatnya infeksi berulang pada tuba falopi juga bisa mengakibatkan terjadinya kehamilan ektopik. Infeksi ini nantinya bisa menyebabkan luka dan menyempitnya organ tersebut, sehingga sel telur menjadi tersangkut dan berkembang di dalam tuba falopi.
Nah, segeralah hubungi dokter andaikan dirimu atau anggota keluarga ada yang merasakan gejala-gejala di atas. Untuk mendapatkan penanganan yang tepat, kamu bisa membicarakannya dengan dokter menggunakan aplikasi Halodoc. Hubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat untuk minta saran kesehatan kapan saja dan di mana saja. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.