Enggak Hanya Cedera Saraf Tulang Belakang, Ini 8 Penyebab Lain Paraplegia
Halodoc, Jakarta – Tidak ada salahnya untuk selalu berhati-hati dalam setiap kegiatan yang sedang kamu lakukan. Mengalami cedera saraf tulang belakang dapat menyebabkan terganggunya kesehatan, salah satunya penyakit paraplegia.
Paraplegia merupakan kondisi hilangnya kemampuan untuk menggerakan anggota tubuh bagian bawah, yang biasanya meliputi kedua tungkai dan organ panggul.
Ada beberapa gejala yang dialami ketika seseorang mengalami kondisi paraplegia:
-
Hilangnya kemampuan untuk merasakan panas, dingin ataupun sentuhan.
-
Tidak dapat mengendalikan keinginan untuk buang air kecil dan buang air besar.
-
Kehilangan kemampuan untuk bergerak.
-
Adanya aktivitas refleks yang berlebihan seperti kejang.
-
Munculnya rasa sakit atau nyeri yang hebat pada bagian saraf tulang belakang.
-
Adanya gangguan kesehatan pada kulit.
-
Gangguan pada pernapasan
-
Kondisi batuk yang berlebihan
-
Perubahan fungsi seksual seperti kurangnya sensitivitas seksual dan kesuburan.
Baca juga: Jaga Kesehatan Saraf, Ini Bedanya Paraplegia dengan Paraparesis
Penyebab Paraplegia
Penyebab paraplegia paling umum adalah kondisi cedera yang diakibatkan karena benturan yang keras pada bagian tulang belakang.
Kondisi ini nyatanya menyebabkan tulang belakang menjadi patah, pecah atau terjadi penekanan pada saraf. Namun, ada kondisi lain yang menyebabkan seseorang mengalami paraplegia, seperti:
1. Arthritis.
Kondisi ini merupakan peradangan sendi yang dapat memengaruhi kerja sendi pada tubuh.
2. Spina Bifida.
Kondisi ini merupakan cacat lahir yang ditandai dengan terbentuknya celah pada tulang belakang dan saraf tulang belakang bayi.
3. Multiple Sclerosis.
Penyakit ini menyebabkan rusaknya selaput pelindung saraf pada otak dan saraf tulang belakang. Lokasi paraplegia yang disebabkan multiple sclerosis tergantung dari selaput pelindung saraf mana yang mengalami kerusakan.
4. Sindrom Guillain Brane.
Sindrom ini merupakan kondisi ketika terjadi kerusakan sistem saraf perifer yang mengendalikan pergerakan dan sensasi rasa yang diterima oleh tubuh.
5. Tumor Saraf Tulang Belakang.
Tumor dapat menyebabkan seseorang mengalami paraplegia. Hal ini disebabkan karena tumor yang menekan saraf tulang belakang.
6. Infeksi.
Adanya infeksi pada sum-sum tulang belakang nyatanya dapat membuat seseorang mengalami paraplegia.
7. Sindrom Pasca Polio.
Biasanya paraplegia muncul setelah terinfeksi virus polio.
8. Penyakit Dekompresi.
Gelembung gas yang terbentuk dalam aliran darah membuat seseorang mengalami paraplegia.
Baca juga: Mitos atau Fakta Pengidap Paraplegia Enggak Bisa Memiliki keturunan?
Pengobatan Paraplegia
Ada beberapa pengobatan yang bisa dilakukan untuk pengidap paraplegia misalnya fisioterapi. Fisioterapi membantu pengidap paraplegia untuk meningkatkan kekuatan otot serta kemampuan gerak. Selain itu, pengobatan secara pembedahan juga bisa dilakukan untuk mengobati kondisi paraplegia.
Pembedahan dilakukan untuk mengangkat pecahan tulang, benda asing, dan bantalan tulang yang menekan saraf. Penggunaan alat bantu gerak membantu untuk pengobatan pengidap paraplegia. Tongkat atau kursi roda membantu kondisi pengidap paraplegia untuk bergerak.
Komplikasi Paraplegia
Kondisi paraplegia menyebabkan pengidapnya kehilangan kendali pada tubuh bagian bawah. Hal ini dapat menyebabkan komplikasi seperti depresi, kelumpuhan otot pernapasan, pneumonia atau infeksi paru-paru, penggumpalan darah, dan ulkus dekubitus.
Tidak ada salahnya untuk membantu seseorang yang mengalami paraplegia untuk bergerak. Selain itu, dukungan bisa membantu pengidap paraplegia untuk beradaptasi dengan kondisi barunya. Yuk, gunakan aplikasi Halodoc untuk bertanya langsung pada dokter mengenai paraplegia. Download aplikasi Halodoc sekarang juga melalui App Store atau Google Play!