8 Gejala Terkena Trauma Kepala Berat yang Perlu Diketahui
Halodoc, Jakarta - Trauma kepala berat merupakan istilah lain dari cedera kepala berat. Kondisi ini merupakan kondisi yang parah pada cedera kepala, yaitu ketika otak mengalami kerusakan berat. Tingkat kesadaran seseorang dinilai melalui Glasgow Coma Scale (GCS) dengan angka terendah 3, dan angka tertinggi 15. Nah, seseorang bisa dikatakan mengalami trauma kepala berat apabila memiliki nilai GCS 8 ke bawah.
Penilaian ini diambil berdasarkan seberapa mudah pengidap membuka mata, gerakan fisik, dan isi dari pembicaraan seseorang setelah mengalami trauma kepala . Sebagian besar kasus trauma kepala berat berkaitan dengan peristiwa kecelakaan. Kerusakan otak yang terjadi biasanya dikarenakan adanya benturan atau hentakan yang sangat kuat.
Kondisi ini juga bisa terjadi karena adanya objek yang menembus otak saat terjadi kecelakaan. Kejadian tersebut bahkan dapat menyebabkan komplikasi berupa kematian. Oleh karena itu, trauma kepala berat harus segera mendapatkan penanganan medis, dan membutuhkan perawatan jangka panjang.
Gejala utama dari trauma kepala yang termasuk berat adalah penurunan kesadaran. Gangguan ini dapat berupa pingsan, cenderung merangan mengantuk, tidak sadarkan diri, dan mengalami disorientasi orang, tempat, maupun waktu. Bahkan, sering kali pengidap kondisi ini mengalami beberapa kali penurunan kesadaran, kemudian kembali sadar untuk beberapa menit, lalu tidak sadarkan diri lagi. Selain penurunan kesadaran, ada gejala lain yang umumnya terjadi pada seseorang yang mengalami trauma kepala berat, antara lain:
-
Mengalami penurunan pendengaran.
-
Kejang dengan menghentak-hentak, atau bahkan kaku pada seluruh tubuh.
-
Kesulitan dalam berbicara, bahkan kesulitan untuk mengerti pembicaraan seseorang kepadanya.
-
Kehilangan ingatan.
-
Penglihatan kabur, atau penglihatan ganda.
-
Adanya cairan bening dari otak yang keluar melalui telinga atau hidung.
-
Adanya lebam pada sekitar mata atau di belakang telinga.
-
Muntah terus-menerus dan menyembur.
Penyebab yang utama dari trauma kepala berat adalah cedera akibat dari kecelakaan lalu lintas, kecelakaan saat berolahraga, atau penganiayaan. Faktor lain yang sering memicu dan mengarah pada trauma kepala berat, antara lain:
-
Pengemudi di dalam mobil di bawah pengaruh minuman beralkohol.
-
Tabrakan antar mobil dalam kecepatan tinggi.
-
Mengonsumsi obat pengencer darah, seperti warfarin.
-
Pernah menjalani operasi otak sebelumnya.
Kondisi ini dapat berakibat fatal dan menyebabkan komplikasi yang serius. Oleh karena itu, seseorang yang mengidap trauma kepala berat harus menjalani perawatan insentif. Berikut ini beberapa komplikasi yang mungkin akan terjadi, antara lain:
-
Gangguan kesadaran. Beberapa pengidap kondisi ini akan mengalami gangguan kesadaran, seperti koma.
-
Infeksi. Risiko terjadinya infeksi semakin tinggi jika terjadi patah pada tulang tengkorang akibat cedera kepala.
-
Cedera pada otak. Trauma kepala berat dapat menyebabkan cedera dan kerusakan pada otak. Otak yang mengalami cedera atau kerusakan dapat menimbulkan gangguan lain, seperti hilangnya koordinasi, meningkatnya risiko epilepsi, disfungsi indra penglihatan dan penciuman, perubahan perilaku dan emosional, serta kesulitan dalam memproses informasi.
Trauma kepala berat cenderung terjadi secara tiba-tiba. Namun, beberapa hal di bawah ini dapat kamu lakukan untuk mengurangi risiko trauma kepala berat:
-
Selalu gunakan helm ketika mengendarai motor dan pasanglah selalu sabuk pengaman ketika mengendarai mobil.
-
Gunakan perlengkapan yang aman ketika beraktivitas atau berolahraga.
-
Pastikan rumah terbebas dari benda berbahaya yang dapat menyebabkan jatuh, seperti barang yang berserakan di lantai atau karpet yang licin.
Kamu bisa bertanya langsung dengan dokter ahli terkait dengan gejala trauma kepala berat di aplikasi Halodoc. Kamu punya masalah kesehatan lain? Halodoc bisa jadi solusi. Kamu bisa diskusi langsung dengan dokter melalui Chat atau Voice/Video Call. Kamu juga bisa membeli obat yang sedang kamu butuhkan dan pesanan kamu akan diantar dalam waktu satu jam. Yuk, download aplikasinya di Google Play atau App Store!
Baca juga:
- 5 Penyebab Cedera Kepala Berat yang Berakibat Trauma
- Jarang Terjadi, Pendarahan Otak Bisa Dikenali dari Gejala Ini
- Bayi Ibu Pernah Jatuh? Awas Bahaya Trauma Kepala Ringan. Ini Cara Mendeteksinya
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan