7 Penyakit yang Bisa Didiagnosis Melalui Pemeriksaan Serologi
Halodoc, Jakarta – Serologi adalah tes darah yang mencari antibodi dalam darah. Rangkaian tes ini melibatkan sejumlah teknik laboratorium. Berbagai jenis tes serologi digunakan untuk mendiagnosis berbagai kondisi penyakit.
Tes serologi berfokus pada protein yang dibuat oleh sistem kekebalan tubuh. Sistem tubuh vital ini membantu menjaga kesehatan dengan menghancurkan benda asing yang dapat membuat kamu sakit. Proses untuk melakukan tes adalah sama terlepas dari teknik apa yang digunakan laboratorium selama pengujian serologi.
Uji serologi sangat membantu mengetahui tentang sistem kekebalan tubuh dan mengapa kamu sakit. Kenapa harus ada pemeriksaan serologi? Ini dikarenakan antigen yang merupakan zat pemicu respons sistem kekebalan tubuh biasanya terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang. Antigen ini dapat memasuki tubuh manusia melalui mulut, kulit yang rusak, ataupun saluran hidung. Antigen yang biasanya memengaruhi orang meliputi:
-
Bakteri
-
Jamur
-
Virus
-
Parasit
Sistem kekebalan bertahan melawan antigen dengan memproduksi antibodi. Antibodi ini adalah partikel yang menempel pada antigen dan menonaktifkannya. Ketika dokter menguji darah, mereka dapat mengidentifikasi jenis antibodi dan antigen yang ada dalam sampel darahmu dan mengidentifikasi jenis infeksi yang kamu miliki.
Baca juga: 4 Fakta Tentang Tes Serologi yang Perlu Diketahui
Kadang-kadang tubuh salah mengira jaringan sehatnya sendiri untuk penyerang luar dan menghasilkan antibodi yang tidak perlu. Ini dikenal sebagai gangguan autoimun. Pengujian serologis dapat mendeteksi antibodi ini dan membantu dokter mendiagnosis gangguan autoimun.
Proses Serologi
Sampel darah adalah semua yang dibutuhkan laboratorium untuk melakukan pengujian serologi dokter akan memasukkan jarum ke pembuluh darah dan mengambil darah untuk sampel. Prosedur pengujiannya cepat. Tingkat rasa sakit bagi kebanyakan orang tidak parah. Pendarahan dan infeksi yang berlebihan dapat terjadi, namun risiko salah satunya adalah rendah.
Ada berbagai tes untuk mendeteksi keberadaan berbagai jenis antibodi. Ini termasuk:
-
Uji Aglutinasi
Untuk menunjukkan apakah antibodi yang terpapar antigen tertentu akan menyebabkan penggumpalan partikel.
-
Tes Presipitasi
Untuk menunjukkan apakah antigen serupa dengan mengukur keberadaan antibodi dalam cairan tubuh.
-
Tes Western blot
Untuk mengidentifikasi adanya antibodi antimikroba dalam darah melalui reaksi mereka dengan antigen target.
Baca juga: Inilah 5 Manfaat Serologi yang Perlu Diketahui
Pengujian serologi dapat mendiagnosis beberapa penyakit, termasuk:
-
Brucellosis, yang disebabkan oleh bakteri
-
Amebiasis, yang disebabkan oleh parasit
-
Campak, yang disebabkan oleh virus
-
Rubella, yang disebabkan oleh virus
-
HIV
-
Sipilis
-
Infeksi jamur
Berbagai jenis tes serologis meliputi:
-
Tes Flokulasi
Di mana tes fiksasi komplemen adalah yang paling umum. Mereka didasarkan pada presipitasi, atau flokulasi, yang terjadi ketika antibodi dan antigen yang disiapkan khusus dicampur bersama.
-
Tes Netralisasi
Ini tergantung pada kapasitas antibodi untuk menetralkan sifat infeksi dari organisme yang menular.
Baca juga: Hati-Hati Ini Bahayanya Flu Australia
-
Tes Penghambatan Hemagglutinin
Ini memanfaatkan temuan bahwa virus tertentu akan menyebabkan sel darah merah dari spesies hewan tertentu, menggumpal (membeku, atau mengumpul), dan aglutinasi ini akan dicegah dengan antibodi.
Kalau ingin mengetahui lebih banyak mengenai pemeriksaan serologi ataupun informasi seputar kesehatan lainnya, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor, kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan