7 Gejala Gangguan Panik

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   15 Agustus 2019
7 Gejala Gangguan Panik7 Gejala Gangguan Panik

Halodoc, Jakarta - Apakah pernah merasakan panik secara tiba-tiba? Jika pernah mengalaminya, berarti kamu tengah mengalami gangguan panik. Gangguan ini merupakan respons tubuh ketika berada dalam suatu hal yang menakutkan dan berada dalam kondisi stres tingkat tinggi. Selain merasakan panik secara tiba-tiba, berikut beberapa gejala lain pada pengidap gangguan panik.

Baca juga: Perlu Tahu, Ini Bedanya Serangan Panik dan Serangan Kecemasan

Kenali Beberapa Gejala dari Gangguan Panik

Gejala dapat muncul selama lebih dari sepuluh menit ketika gangguan panik terjadi. Gejala bisa saja muncul lebih dari satu jam dalam kasus yang jarang terjadi. Masing-masing pengidap akan mengalami gejala yang beragam, tergantung pada hal yang mendasarinya. Beberapa gejala umum yang muncul pada pengidap gangguan panik, antara lain:

  1. Merasa sesak napas, bahkan rasanya seperti tercekik.

  2. Pengidap merasa panik berlebihan, akibatnya perut akan merasa mual.

  3. Mengalami pusing, bahkan bisa saja menjadi vertigo.

  4. Mengalami mati rasa atau kesemutan pada kaki dan tangan.

  5. Mengalami serangan dingin secara tiba-tiba, sehingga tubuh mendadak gemetar dan menggigil.

  6. Jantung terasa berdebar-debar, serta muncul rasa takut akan kematian.

  7. Mengalami perubahan kondisi mental, seolah-olah rasa paniknya adalah hal yang tidak nyata.

Pengidap gangguan panik akan merasakan rasa takut yang luar biasa menakutkan. Rasa takut ini bahkan dapat terjadi di mana pun dan kapan pun dalam waktu yang tidak diketahui. Jika tiba-tiba muncul serangkaian gejala tersebuy, segera diskusikan dengan dokter ahli di aplikasi Halodoc untuk mengetahui langkah penanganan yang harus dilakukan.

Baca juga: Gangguan Kecemasan dan Serangan Panik, Sama atau Beda? 

Ini yang Jadi Penyebab Gangguan Panik

Belum diketahui apa yang menjadi penyebab pasti dari gangguan panik. Namun, beberapa faktor dibawah ini dapat menjadi risiko terjadinya gangguan panik. Beberapa faktor risiko tersebut, diantaranya:

  • Mengalami neurotransmitter, yaitu adanya perubahan pada kimia otak.

  • Mempunyai pengalaman masa lalu yang menyakitkan.

  • Faktor genetika yang diwarisi oleh kedua orangtua.

  • Mengalami sensitivitas terhadap karbon monoksida.

  • Pernah mengalami kejadian traumatis, seperti kecelakaan atau sakit keras.

  • Mengalami banyak pikiran, sehingga stres tidak terkontrol.

  • Adanya perubahan drastis dalam hidup, seperti status sosial.

  • Terlalu banyak mengonsumsi rokok dan alkohol.

Gangguan panik pada masing-masing pengidapnya akan berbeda, tergantung pada hal-hal yang tengah menjadi ketakutan. Pada pengidap gangguan panik, bagian otak tertentu akan memegang peranan penting dalam mengatur rasa takut, sehingga pengidap kondisi ini akan mengalami kesalahan dalam mengartikan gerakan atau hal-hal lainnya yang sebenarnya tidak membahayakan, tapi dianggap menjadi sebuah ancaman.

Baca juga: Selalu Cemas, Kenali 3 Jenis Gejala Agoraphobia

Jangan Sampai Terjadi, Begini Langkah Pencegahan Gangguan Panik

Beberapa hal yang dapat dilakukan guna mengurangi gejala yang muncul pada pengidap gangguan panik, antara lain:

  • Berhenti merokok dan mengonsumsi alkohol.

  • Rajin melakukan olahraga.

  • Cukupi kebutuhan istirahat.

  • Kelola stres dengan baik. Dalam hal ini, kamu bisa menyalurkannya dengan melakukan yoga atau relaksasi guna melemaskan otot-otot yang tegang.

Gangguan panik yang terjadi secara terus-menerus tanpa penanganan yang tepat akan meningkatkan risiko pengidapnya mengalami hal-hal nekat, seperti mengonsumsi narkoba, atau bunuh diri. Pengidap gangguan panik juga bisa saja mengalami kesulitan dalam bersosialisasi dengan rekan sebayanya. Sebelum hal-hal tersebut terjadi, lakukan langkah pencegahan diatas, ya!

Referensi:
NHS (Diakses pada 2019). Panic Disorder.
Healthline (Diakses pada 2019). Panic Disorder.