Tak Pandang Bulu, 6 Orang Terkenal Ini Meninggal karena Stroke
Halodoc, Jakarta – Selain kanker, stroke juga menjadi penyakit yang paling sering menyebabkan kematian di dunia. Penyakit ini seolah tidak mau pandang bulu karena bisa menyerang siapa saja, mulai dari orang muda sampai berusia lanjut, bahkan sampai orang terkenal. Itulah mengapa kamu pun juga tidak boleh menyepelekan penyakit yang menyerang otak ini. Simak rangkuman beberapa orang terkenal yang meninggal karena stroke di sini.
Stroke adalah kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke otak terganggu atau berkurang akibat terjadinya penyumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik). Tanpa adanya aliran darah yang cukup, otak jadi tidak bisa mendapatkan asupan oksigen yang cukup dan nutrisi yang diperlukannya, sehingga sel-sel pada sebagian area otak akhirnya akan mati. Ketika kondisi tersebut terjadi, maka beberapa bagian tubuh yang dikendalikan oleh area otak yang rusak juga tidak bisa berfungsi dengan baik.
Baca juga: Sama Merusak Saraf, Ini Bedanya Neuropati Diabetik dan Stroke
Di Indonesia sendiri, stroke merupakan penyakit yang menjadi pembunuh nomor 1. Lebih dari 15 persen kematian di Indonesia disebabkan oleh stroke. Bahkan, beberapa artis tanah air juga tidak luput dari keganasan penyakit ini hingga akhirnya harus menghembuskan napas terakhirnya. Artis Indonesia yang meninggal karena stroke, antara lain:
-
Robby Tumewu
-
Ade Namnung
-
Tata Dado
-
Harry Moekti
-
Egidia Savitri
Tidak hanya di Indonesia, stroke juga menjadi pembunuh nomor 3 di dunia. Aktor atau aktris Hollywood yang dikabarkan meninggal akibat stroke, contohya Luke Perry (pemain serial TV Beverly Hills 90210 & Riverdale).
Stroke adalah kondisi yang memerlukan penanganan medis segera, karena sel otak bisa mati hanya dalam hitungan menit saja. Dengan menanganinya secepat mungkin, kerusakan otak dan kemungkinan terjadinya komplikasi bisa diminimalisir.
Waspadai Gejalanya
Perlu diketahui bahwa setiap bagian tubuh dikendalikan oleh bagian otak yang berbeda-beda. Itulah mengapa gejala stroke yang muncul tergantung pada bagian otak mana yang diserang dan seberapa parah tingkat kerusakannya.
Gejala stroke pada tiap pengidap bisa berbeda-beda, tapi biasanya muncul secara tiba-tiba. Ada 3 gejala utama stroke yang perlu kamu waspadai, yakni:
-
Pada Wajah. Wajah akan terlihat menurun pada satu sisi dan tidak mampu tersenyum, karena mata atau mulut terkulai.
-
Pada Lengan. Orang yang mengalami gejala stroke tidak mampu mengangkat salah satu tangannya, karena terasa lemas atau mati rasa. Tidak hanya lengan, bagian kaki yang satu sisi dengan lengan tersebut juga bisa menjadi lemas.
-
Pada Cara Bicara. Omongan tidak jelas, kacau atau bahkan tidak bisa berbicara sama sekali juga merupakan salah satu gejala stroke .
Selain gejala utama di atas, ada juga gejala-gejala lainnya yang mungkin muncul, antara lain:
-
Mual dan muntah.
-
Sakit kepala hebat yang terjadi secara tiba-tiba, disertai rasa kaku pada leher dan pusing berputar (vertigo).
-
Sulit menelan (disfagia), sehingga mengakibatkan tersedak.
-
Gangguan pada keseimbangan dan koordinasi.
-
Penurunan kesadaran.
-
Hilangnya penglihatan secara tiba-tiba atau penglihatan menjadi ganda.
Baca juga: Mengapa Pengidap Stroke Bisa Alami Penurunan Kesadaran?
Cara Mendiagnosis Stroke
Bila kamu mengalami beberapa gejala di atas, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter sebelum kondisinya semakin parah dan membahayakan nyawa. Untuk memberikan jenis penanganan yang tepat, dokter akan mencari tahu terlebih dahulu jenis stroke dan area otak yang mengalaminya.
Pertama-tama, dokter akan bertanya kepada kamu tentang gejala yang kamu alami, jenis obat-obatan yang kamu konsumsi, dan riwayat keluarga. Dokter mungkin juga perlu melakukan pemeriksaan lanjutan berupa tes darah, CT scan, MRI, dan ekokardiogram untuk memastikan diagnosis.
Stroke Masih Bisa Diobati
Setelah memastikan diagnosis, dokter akan memberikan pengobatan yang sesuai dengan jenis stroke yang dialami pengidap. Pengobatan untuk stroke iskemik adalah berupa penyuntikkan rtPA dan pemberian obat-obatan, seperti obat antiplatelet, obat antikoagulan, obat antihipertensi, dan statin.
Pengobatan tersebut bertujuan untuk menjaga jalan napas, mengontrol tekanan darah, dan mengembalikan aliran darah. Sedangkan pengobatan stroke hemoragik dilakukan dengan pemberian obat-obatan operasi.
Baca juga: Fatal, Ini Alasan Stroke Dapat Sebabkan Koma
Jadi, risiko kematian akibat stroke sebenarnya masih bisa dicegah bila pengobatan dilakukan sedini mungkin. Kamu juga bisa bertanya tentang masalah kesehatan yang kamu alami dengan menggunakan aplikasi Halodoc. Hubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat kapan saja dan di mana saja. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan