6 Fakta Tinggi Badan Manusia
Halodoc, Jakarta – Mengesampingkan tinggi badan bisa menjadi masalah serius bagi kesehatan. Banyak orang berpikir bahwa tinggi seseorang dipengaruhi oleh faktor keturunan. Untuk mengetahui fakta tinggi badan sebenarnya, simak informasi menarik tentang tinggi badan di bawah ini.
1. Tahun Pertama Adalah Masa Pertumbuhan Tercepat
Tahun pertama kehidupan merupakan masa pertumbuhan tercepat. Manusia bisa bertambah tinggi sampai sekitar 10 inci dari tinggi badan sejak lahir hingga usia satu tahun. Setelah itu, tinggi badan manusia meningkat secara stabil sampai masa remaja. Pertumbuhan tinggi badan wanita mulai berhenti setelah 2-3 tahun setelah menstruasi. Sedangkan pertumbuhan tinggi badan pria paling cepat pada usia awal dua puluhan.
Seseorang juga bisa bertambah tinggi dalam satu malam. Alasannya sebagian besar hormon pertumbuhan dilepaskan saat tidur sehingga tidur malam yang baik dapat membantu seorang anak mencapai pertumbuhan optimal.
Baca Juga : 3 Faktor yang Pengaruhi Tinggi Badan
2. Tinggi Badan Berubah Sepanjang Hari
Sama seperti berat badan, tinggi badan bisa berubah sepanjang hari. Tinggi badan tertinggi seseorang yaitu pada pagi hari (terutama saat bangun tidur) dan menjadi lebih pendek sekitar satu sentimeter pada malam hari. Fenomena ini disebabkan karena cakram tulang belakang menjadi tegak sepanjang hari sehingga membuat tinggi badan lebih pendek pada malam hari. Ketika tidur, tulang belakang lebih rileks sehingga seseorang menjadi lebih tinggi pada pagi hari dibandingkan malam hari.
3. Tinggi Badan Tidak Sepenuhnya Dipengaruhi Gen
Sekitar 60-80 persen tinggi badan manusia ditentukan oleh faktor genetik, sedangkan sisanya tergantung pada faktor lingkungan dan nutrisi. Hal yang unik adalah, kamu dapat memprediksi tinggi badan seorang anak berdasarkan tinggi badan orangtua. Ini rumusnya!
-
Anak laki-laki = (Tinggi badan ibu + 13) + Tinggi ayah (dalam sentimeter) dibagi 2 ± 8,5 sentimeter.
-
Anak perempuan = (Tinggi badan ayah - 13) + Tinggi ibu (dalam sentimeter) dibagi 2 ± 8,5 sentimeter.
Untuk memastikan tinggi anak semampai, disarankan agar anak rutin konsumsi buah, sayuran, biji-bijian, susu, dan protein tanpa lemak. Makanan tersebut mengandung vitamin dan mineral yang berperan penting dalam pertumbuhan.
4. Orang Berbadan Tinggi Berisiko Lebih Besar Mengidap Kanker
Semakin tinggi seseorang, semakin besar ia berisiko mengalami penyakit kanker. Alasannya karena orang berbadan tinggi memiliki lebih banyak sel dalam tubuh. Namun kamu tidak perlu khawatir karena, peningkatan risiko kanker masih relatif kecil. Sebaiknya fokus pada upaya pengurangan faktor risiko kanker seperti tidak merokok, menjaga berat badan yang ideal, dan batasi asupan alkohol.
Baca Juga : Sering Konsumsi Makanan Instan, Risiko Kanker Meningkat
5. Tinggi Badan Abnormal Dipengaruhi oleh Faktor Genetik
Tinggi badan abnormal yang dimaksud adalah dwarfisme (sangat pendek) dan gigantisme (sangat tinggi). Dwarfisme disebabkan karena mutasi genetik yang menyebabkan tulang menjadi pendek. Sedangkan gigantisme terjadi karena kelebihan hormon pertumbuhan selama masa kanak-kanak akibat tumor jinak pada kelenjar hipofisis.
6. Tinggi Badan Akan Menyusut Saat Berusia 40 Tahun
Bukan rahasia lagi bahwa orang dewasa dapat tumbuh lebih pendek seiring bertambahnya usia. Baik pria maupun wanita dapat mengalami pemendekan tinggi badan pada usia 40 tahun. Tinggi badan dapat berkurang hingga setengah inci dalam satu dekade. Pasalnya, cakram di tulang belakang akan kehilangan air dan mulai menekan dari waktu ke waktu. Penyakit osteoporosis berpotensi memperburuk kondisi ini. Meski begitu, penyusutan berat badan dapat dicegah dengan peregangan, latihan kekuatan, yoga, dan terapi fisik dapat membantu untuk menurunkan risiko.
Baca Juga : Cegah Osteoporosis dengan 6 Langkah Ini
Jika kamu masih ingin tahu lebih lanjut seputar tinggi badan manusia, jangan ragu bertanya ke dokter Halodoc. Kamu bisa gunakan fitur Contact Doctor yang ada di aplikasi Halodoc untuk menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!