5 Tes untuk Mendeteksi Kondisi Ulkus Duodenum
Halodoc, Jakarta - Pernah mengalami nyeri pada bagian ulu hati bahkan hingga muntah darah? Hati-hati, itu bisa jadi tanda kamu terkena ulkus duodenum. Ulkus duodenum adalah luka pada usus 12 jari bagian atas yang merupakan usus halus bagian awal. Tidak sedikit yang mengaitkan masalah pencernaan ini dengan kebiasaan buruk seperti merokok, stres, konsumsi alkohol berlebihan, hingga stres.
Padahal, hal-hal tersebut bukanlah pemicu utama. Faktanya, ulkus duodenum terjadi karena infeksi bakteri jenis H. pylori atau bisa karena penggunaan obat-obatan jenis nonsteroid antiinflamasi dalam jangka panjang. Pola hidup yang tidak sehat, termasuk merokok dan minum alkohol, juga stres dan seringnya konsumsi makanan pedas akan membuat kondisi luka semakin buruk dan semakin sulit diobati.
Selain dua penyebab utama tadi, ulkus duodenum juga bisa terjadi karena kanker lambung, infeksi paru, stroke, kanker paru, juga penyakit sindrom Zollinger-Ellison. Faktor risiko yang meningkatkan gangguan pencernaan ini termasuk berusia lebih dari 70 tahun, senang merokok, konsumsi alkohol, konsumsi makanan pedas, stres, dan pernah mengidap penyakit yang sama sebelumnya.
Baca juga: Jangan Abaikan Masalah Kesehatan Akibat Tukak Lambung
Gejala dari ulkus duodenum yang paling utama adalah munculnya rasa nyeri pada ulu hati. Kemunculannya bisa jarang dan sesekali saja, dan sering terjadi ketika perut sedang dalam keadaan kosong. Gejala lain yang bisa diidentifikasi seperti lemas, perut terasa kembung, sering mual dan muntah, penurunan nafsu makan, rasa terbakar di ulu hati atau heartburn, dan kesulitan bernapas.
Diagnosa dan Deteksi Ulkus Duodenum
Supaya bisa mendiagnosis penyakit ulkus duodenum, dokter perlu melakukan beberapa pemeriksaan, termasuk pemeriksaan fisik. Deteksi ulkus duodenum berupa:
-
Pemeriksaan tinja. Tes ini dilakukan untuk memeriksa apakah ada perdarahan pada saluran pencernaan dengan cara pengambilan sampel.
-
Gastroskopi. Tes ini dilakukan dengan memasukkan selang yang telah dilengkapi dengan kamera melalui kerongkongan hingga menuju usus 12 jari. Tujuannya agar bisa melihat kondisi usus 12 jari secara lebih menyeluruh dan mendetail.
-
Tes darah. Tes ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada infeksi terkait bakteri penyebab ulkus duodenum.
-
Pemeriksaan napas urea. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi apakah ada gas karbon dioksida tertentu ketika menghembuskan napas. Sebelum dilakukan, biasanya pengidap akan diberikan pil yang telah mengandung urea.
-
Rontgen. Area yang disoroti adalah kerongkongan, lambung, hingga bagian usus 12 jari. Ketika prosedur dilakukan, pengidap akan diberikan cairan khusus yang mengandung barium agar luka bisa ditampilkan lebih jelas.
Baca juga: Stres Bisa Sebabkan Munculnya Penyakit Ulkus
Jangan pernah diabaikan, karena ulkus duodenum yang tidak tertangani bisa mengancam nyawa karena komplikasi yang terjadi. Anemia akut karena perdarahan pada saluran cerna adalah komplikasi yang sering ditemui, bisa juga menyebabkan luka parut pada saluran cerna, dan peritonitis atau infeksi pada rongga perut. Sebaiknya, lakukan tindakan pencegahan agar bahaya dari ulkus duodenum tidak terjadi.
Jika kamu menggunakan atau mengonsumsi obat-obatan antiinflamasi nonsteroid, tanyakan selalu pada dokter tentang risiko yang mungkin terjadi jika penggunaan dilakukan dalam jangka panjang. Jangan lupa untuk berolahraga rutin, dan konsumsi makanan sehat, serta jangan lupa untuk makan secara teratur. Berhentilah merokok, atasi stres, dan istirahatlah yang cukup.
Baca juga: Ini yang Dimaksud Ulkus Peptikum
Kalau kamu tidak sempat membeli vitamin di apotek terdekat, kamu bisa memanfaatkan aplikasi Halodoc. Melalui fitur Beli Obat, kamu bisa mendapatkan vitamin berikut obat apa saja di sini. Jadi, tunggu apa lagi, yuk download dan pakai aplikasi Halodoc segera!