Mengenal Tes Urinalisis dan Penyakit yang Bisa Dideteksi

7 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   18 Juli 2024

“Urinalisis merupakan pemeriksaan urine yang bisa digunakan untuk mendeteksi beberapa kondisi medis tertentu. Hal itu termasuk masalah ginjal, infeksi saluran kemih, hingga diabetes.”

Mengenal Tes Urinalisis dan Penyakit yang Bisa DideteksiMengenal Tes Urinalisis dan Penyakit yang Bisa Dideteksi

DAFTAR ISI

  1. Apa yang Dimaksud dengan Urinalisis?
  2. Penyakit yang Bisa Dideteksi dengan Urinalisis
  3. Fungsi Urinalisis
  4. Hubungi Dokter Ini Sebelum Melakukan Tes Urinalisis
  5. Prosedur Urinalisis
  6. Apa Saja Metode Pemeriksaan Urine?

Halodoc, Jakarta – Tahukah kamu kalau urine dapat memberikan petunjuk mengenai kondisi kesehatanmu? Ginjal membuang bahan limbah, cairan, dan zat lain dari darah dan membuangnya melalui urine.

Itulah sebabnya, dokter dapat mengecek kondisi kesehatan seseorang dari kandungan urinenya.

Pemeriksaan ini disebut dengan urinalisis. Protein dalam urine bisa menjadi tanda penyakit ginjal.

Namun, hasil urinalisis normal tidak menjamin bahwa seseorang  tidak memiliki penyakit ginjal kronis. Nah, mau tahu selengkapnya mengenai urinalisis? Berikut ulasannya!

Apa yang Dimaksud dengan Urinalisis? 

Pemeriksaan urinalisis biasanya dilakukan sebagai bagian dari evaluasi kesehatan atau untuk mendeteksi berbagai masalah kesehatan. Proses urinalisis melibatkan pengambilan sampel urine dari pasien, biasanya dengan cara buang air kecil ke dalam wadah khusus.  

Urinalisis melibatkan pemeriksaan penampilan, konsentrasi, dan kandungan urine. Misalnya, infeksi saluran kemih (ISK) bisa membuat urine terlihat keruh, bukan bening.

Sementara itu, kadar protein yang tinggi dalam urine bisa menjadi tanda penyakit ginjal.

Urinalisis berguna untuk mendeteksi dan mengelola berbagai gangguan kesehatan. Contohnya seperti infeksi atau masalah pada ginjal hingga gula darah tinggi.

Penyakit yang Bisa Dideteksi dengan Urinalisis

Melakukan tes urine atau urinalisis adalah salah satu cara paling dasar untuk menilai kesehatan tubuh.

Pemeriksaan ini bisa kamu gunakan sebagai bagian dari medical check up, mendiagnosis kondisi medis tertentu, atau memantau kondisi dan pengobatan yang tengah kamu jalani. 

Nah, berikut ini beberapa penyakit yang bisa dokter deteksi dengan menjalani urinalisis:

1. Infeksi Saluran Kemih (ISK)

Infeksi saluran kemih (ISK) sangat umum terjadi pada pria dan wanita. Beberapa orang berpikir bahwa ISK hanya masalah bagi wanita, tapi ini juga bisa terjadi pada pria.

Salah satu cara untuk mendeteksinya adalah dengan tes urine. Gejala yang paling umum adalah rasa terbakar saat buang air kecil, terutama saat berhubungan seksual, buang air kecil yang menyakitkan, darah, atau urine yang berbau tajam. Penyakit ini biasanya terjadi akibat bakteri E. coli.

2. Kanker

Urinalisis adalah salah satu metode skrining kanker yang paling umum dan murah. Pemeriksaan ini dapat mendeteksi adanya kanker dalam tubuh pada stadium awal.

Beberapa jenis kanker yang bisa terdeteksi dengan tes ini adalah kanker pada kandung kemih, ureter, dan ginjal. Darah dalam urine merupakan indikator kuat dari beberapa penyakit dalam tubuh. Baik infeksi saluran kemih, batu ginjal, atau bahkan dalam beberapa kasus kanker.

3. Mendeteksi penyebab tekanan darah tinggi

Pengujian katekolamin dalam urine dapat membantu mengidentifikasi tekanan darah tinggi karena kelebihan produksi hormon atau metabolitnya.

Ini dapat kamu lihat pada kondisi seperti Pheochromocytoma yakni saat tumor di kelenjar adrenal menyebabkan produksi adrenalin dan/atau noradrenalin yang berlebihan sehingga meningkatkan tekanan darah.

4. Penyakit menular seksual

Urinalisis rutin dapat mengungkapkan adanya organisme yang menyebabkan penyakit menular seksual seperti trikomoniasis.

Namun, tentunya ada beberapa pemeriksaan lain yang juga kamu perlukan untuk menegakkan diagnosis.

Pemeriksaan tersebut termasuk tes hitung darah lengkap yang mencakup tingkat sedimentasi eritrosit (ESR) dan urinalisis yang mungkin termasuk kultur urine. 

5. Mikroalbuminuria

Mikroalbuminuria adalah suatu kondisi yang muncul dengan adanya peningkatan kadar albumin dalam urine. Ini adalah kondisi prekursor untuk nefropati diabetik dan penyakit kardiovaskular pada diabetes mellitus tipe 2. 

Tes untuk mikroalbuminuria perlu kamu lakukan lebih sering dalam beberapa tahun pertama setelah pemeriksaan diabetes tipe 2. Ini penting dalam pencegahan End-Stage Renal Disease (ESRD) adalah rasio Mikroalbumin: Kreatinin.

Tes rasio kreatinin memberikan informasi tentang laju filtrasi glomerulus (GFR) dan adanya penyakit ginjal yang sudah ada sebelumnya. Rasio mikroalbumin: kreatinin 30-300 mg/g (30-300 mg/g kreatinin), sebagai indikator awal penyakit ginjal. 

Jika kamu memiliki mikroalbuminuria, bukan berarti kamu memiliki penyakit ginjal. Namun, penting untuk berkonsultasi dengan dokter karena mungkin kamu perlu menjalani tes lainnya untuk memastikan diagnosis.

6. Diabetes

Hasil kadar gula atau glukosa yang tinggi pada urine bisa menunjukkan penyakit ini. Selain cek urine, dokter juga akan melakukan tes darah untuk mendiagnosis diabetes.

7. Masalah ginjal

Urine yang mengandung sel darah merah, sel darah putih, protein, dan tampak kemerahan atau gelap seperti teh, bisa menjadi tanda adanya gangguan atau masalah pada fungsi ginjal.

8. Gangguan hati

Bila hasil urinalisis menunjukkan kadar bilirubin yang tinggi dalam urin, hal itu bisa mengindikasikan gangguan hati. Kamu mungkin memerlukan beberapa pemeriksaan tambahan untuk memastikan diagnosis.

9. Dehidrasi

Urine cenderung lebih gelap dan memiliki berat jenis yang lebih tinggi ketika seseorang tidak minum cukup cairan. Urine lebih ringan dan memiliki berat jenis lebih rendah ketika seseorang terhidrasi dengan baik. 

Baca juga artikel 9 Penyakit yang Bisa Dicek Melalui Tes Urinalisis untuk informasi jelasnya lagi.

Fungsi Urinalisis 

Urine dapat mendeteksi kerusakan organ tubuh tertentu, seperti ginjal, ureter, kandung kemih, ataupun uretra. Tes urinalisis dapat membantu mengetahui kemungkinan gangguan penyakit.

Selain itu, ada beberapa fungsi urinalisis lain, yaitu:

1. Mengetahui kemungkinan adanya zat berbahaya dalam tubuh

Tes urinalisis kerap menjadi syarat untuk masuk sekolah, akademi, ataupun  kepegawaian. Sebab, tes ini dapat mendeteksi ada tidaknya zat berbahaya seperti ganja, kokain, ataupun obat terlarang lainnya dalam urine seseorang.

2. Membantu mendiagnosis penyakit

Tes ini dapat menunjang diagnosis lain seperti diabetes, batu ginjal, ataupun infeksi saluran kemih. Biasanya dokter juga akan merekomendasikan untuk melakukan urinalisis bila seseorang mengalami nyeri di punggung bawah.

3. Mengawasi perkembangan penyakit

Tak hanya menegakkan diagnosis, tes urinalisis juga digunakan untuk mengawasi kondisi penyakit. Ini termasuk mengetahui respons tubuh terhadap pengobatan yang dilakukan.

 4. Tes kehamilan 

Urinalisis juga bermanfaat untuk mengetahui kehamilan positif atau negatif. Alat uji kehamilan akan dimasukkan ke dalam wadah yang sudah diisi urine untuk mendeteksi hormon kehamilan.

5. Pengecekan rutin

Urinalisis juga bisa digunakan untuk pengecekan rutin kondisi kesehatan. Informasi selengkapnya mengenai cara melakukan prosedur ini bisa kamu baca di artikel ini: “Apa Saja yang Perlu Diketahui Mengenai Tes Urine?”.

Hubungi Dokter Ini Sebelum Melakukan Tes Urinalisis 

Jika kamu atau orang terdekat butuh informasi lebih lengkap seputar tes urinalisis, hubungi dokter spesialis penyakit dalam di Halodoc.

Nah, berikut ini beberapa rekomendasi dokter spesialis penyakit dalam di Halodoc yang sudah berpengalaman selama lebih dari 10 tahun. 

Mereka juga memiliki penilaian yang baik dari pasien-pasien yang pernah mereka tangani sebelumnya, ini daftarnya:

Jika dokter sedang tidak tersedia atau offline, kamu tak perlu khawatir.Sebab kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui Halodoc atau berkonsultasi dengan dokter lainnya.

Prosedur Urinalisis

Sebelum menjalani urinalisis, kamu perlu minum banyak air agar bisa memberikan sampel urine yang memadai. Namun, jangan minum terlalu banyak juga, sebab minum air yang berlebihan bisa menyebabkan hasil tes menjadi tidak akurat.

Satu atau dua gelas cairan tambahan, yang bisa berupa jus atau susu, sudah cukup bagi kamu untuk menjalani urinalisis. 

Kamu pun tidak harus berpuasa atau mengubah pola makan sebelum pemeriksaan. Selain itu, beri tahu juga pada dokter mengenai semua obat atau suplemen yang sedang kamu konsumsi.

Beberapa obat bisa memengaruhi hasil urinalisis, yaitu:

  • Riboflavin.
  • Metronidazol.
  • Obat pencahar antrakuinon.
  • Methocarbamol.
  • Nitrofurantoin.
  • Suplemen vitamin C.

Prosedur pemeriksaan urine cukup sederhana dan bisa kamu lakukan di rumah sakit atau laboratorium. Petugas medis akan memberikanmu gelas plastik untuk kamu bawa ke kamar mandi. Di sana, kamu bisa buang air kecil ke dalam wadah tersebut. 

Namun, kamu mungkin perlu memberikan sampel urine yang bersih.  Hal ini untuk membantu mencegah bakteri dari penis atau vagina masuk ke dalam sampel. Jadi, sebelum buang air kecil, bersihkan area sekitar uretra dengan lap pembersih dari dokter atau tenaga medis.

Kencing sedikit ke toilet, lalu baru kumpulkan urine ke dalam cangkir. Hindari menyentuh bagian dalam cangkir, sehingga bakteri yang ada di tangan tidak berpindah ke sampel.

Setelah selesai, tutup cangkir dan cuci tangan kamu. Kemudian berikan cangkir pada petugas medis. Setelah itu, kamu bisa kembali beraktivitas.

Apa Saja Metode Pemeriksaan Urine?

Pemeriksaan urinalisis apa aja? Perlu kamu ketahui, ada tiga jenis pemeriksaan urine yang bisa dokter lakukan, yaitu:

1. Tes visual

Pada tes ini, dokter akan melihat jumlah dan warna urine. Bila urine tampak keruh, hal itu bisa menjadi pertanda adanya infeksi. Adanya warna kemerahan atau kecokelatan menunjukkan bahwa urine mungkin mengandung darah. 

2. Pemeriksaan dengan mikroskop

Melalui mikroskop, dokter bisa melihat adanya kandungan zat tertentu dalam urine. Urine yang normal tidak mengandung sel darah merah, sel darah putih, bakteri atau kristal yang bisa menjadi indikasi batu ginjal. 

3. Tes dipstik

Pada tes ini, dokter akan memasukkan strip plastik tipis ke dalam sampel urine kamu. Strip plastik akan berubah warna berdasarkan keberadaan zat tertentu.

Hal ini bisa membantu dokter mencari adanya bilirubin (hasil pemecahan sel darah merah yang mati), darah, protein, konsentrasi atau berat jenis, perubahan tingkat pH atau keasaman, atau gula.

Itulah pembahasan mengenai penyakit yang dapat terdeteksi dengan urinalisis atau tes urine. Jika kamu masih bingung seputar tes urine, bisa membaca Kapan Sebaiknya Tes Urine Dilakukan? Ini Penjelasannya

Ingin melakukan pemeriksaan ini atau pemeriksaan kesehatan lainnya? Gunakan saja aplikasi Halodoc dan klik gambar di bawah ini:

Home Lab Halodoc, Tes Pemeriksaan Urinalisis
Referensi
Cleveland Clinic. Diakses pada 2023. Urinalysis.
Phadke Labs. Diakses pada 2023. Top 5 Diseases You Can Detect by A Simple Urine Test.
Mayo Clinic. Diakses pada 2023. Urinalysis.
American River Urgent Care. Diakses pada 2023. What a Urine Test Can (and Can’t) Reveal About Your Health.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2023. Dehydration.
Medicine Net. Diakses pada 2023. Urinalysis (Urine Test).
Halodoc. Diakses pada 2023. Apa Bedanya Cek Urine dengan Tes pH Urine?
National Kidney Foundation. Diakses pada 2023. Why Are Patients Asked for Urine Samples?

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan