5 Masalah yang Biasa Ditemui pada Anak dengan Ibu Bekerja

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   12 April 2018
5 Masalah yang Biasa Ditemui pada Anak dengan Ibu Bekerja5 Masalah yang Biasa Ditemui pada Anak dengan Ibu Bekerja

Halodoc, Jakarta – Meningkatkan penghasilan keluarga dan aktualisasi diri ibu adalah dua alasan utama ibu memilih bekerja. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Harvard Business School mengenai ibu bekerja dan hubungannya dengan karier anak di masa depan, ditemukan bahwa anak-anak dengan ibu bekerja menempati posisi manajerial di karier masa depannya.

Ada banyak penelitian yang memaparkan dampak pada anak bila ibu bekerja yang ternyata hampir rata-rata memberikan perkembangan positif pada masa depan anak kelak. Selain berkemungkinan memiliki karier yang baik ke depannya. Kemandirian dan tidak gampang menyerah adalah karakter yang akan terbangun pada anak yang memiliki ibu bekerja.

Penjelasan mengenai ketangguhan yang diperoleh anak dari ibu bekerja adalah karena anak terbiasa melihat rutinitas ibu membagi waktu antara bekerja dan berumah tangga, sehingga menjadi contoh yang baik dan secara tak langsung memberikan penanaman pesan-pesan kehidupan yang menjadi bekal untuk anak menatap masa depan.

Walaupun ke depannya perkembangan anak bisa mengarah ke arah yang lebih baik, tetapi bukan berarti tanpa masalah. Tetap ada harga yang harus dibayar karena absennya ibu dari tumbuh-kembang anak. Apalagi kalau ternyata ibu tidak menggantikan waktu yang hilang ataupun tidak memberikan pengertian kepada anak mengenai karier yang dijalani. (Baca juga: Ketahui Berat Badan Bayi yang Ideal)

Berikut adalah 5 masalah yang biasa ditemui pada anak dengan ibu bekerja:

  1. Kehilangan Momen Bersama Orangtua

Kesibukan bekerja bisa jadi membuat ibu tidak menghadiri beberapa acara-acara penting anak. Misalnya festival di sekolah, pembagian rapor, atau pertemuan guru dan orangtua yang kerap diadakan di waktu-waktu tertentu.

  1. Tidak Percaya Diri

Dampak pada anak bila ibu bekerja bisa juga memberikan rasa tidak percaya diri kepada anak. Melihat teman-teman lainnya dijemput orangtua dan menikmati festival sekolah bersama, bisa menimbulkan perasaan minder karena tidak bisa merasakan kegembiraan yang sama dengan teman-temannya.

  1. Menjadi Pendiam

Kecenderungan anak ketika kurang menghabiskan waktu bersama ibunya adalah menjadi pendiam. Anak menjadi lebih senang menyimpan perasaannya karena ibu seolah tidak punya waktu untuk mendengarkan ceritanya. Ada baiknya, sesibuk apapun ibu usahakan untuk menanyakan keadaan anak, seperti kabarnya di sekolah, supaya anak tetap merasakan perhatian dan tidak kehilangan sosok ibunya sebagai teman bercerita.

  1. Kemungkinan Anak Lebih Dekat dengan Babysitter

Pasti ibu pernah mendengarkan istilah “anak babysitter”, ini terjadi kalau ibu bekerja tidak meluangkan waktu untuk anak saat di rumah. Kedekatan anak dengan babysitter akan membuat anak kehilangan sosok panutan yang sesungguhnya, yaitu orangtua sendiri. Anak yang terlalu dekat dengan babysitter juga punya kecenderungan untuk lebih mendengarkan pengasuhnya ketimbang ibunya sendiri.

  1. Merasa Kesepian

Bagaimanapun tidak ada yang bisa menggantikan kasih sayang ibu kepada anaknya. Walaupun sudah ada babysitter, asisten rumah tangga, ataupun teman-teman yang menyenangkan, anak tetap membutuhkan perhatian orangtua untuk melengkapi tumbuh kembangnya. Menjawab pertanyaan-pertanyaannya tentang dunia, menjadi teman cerita mengenai perasaannya atas pengalaman-pengalaman baru di sekolah, ataupun lingkungan sekitarnya. Jangan sampai anak mendapatkan pemahaman yang salah mengenai sebuah informasi hanya karena ibu sibuk bekerja.

Kalau ibu ingin tahu lebih banyak mengenai pola asuh terbaik untuk tumbuh kembang anak, bisa ditanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor, ibu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.