5 Gejala dari Hiperemesis Gravidarum yang Perlu Diwaspadai
Halodoc, Jakarta – Mual yang terjadi pada trimester kehamilan adalah hal yang lumrah. Bagi sebagian besar wanita, kondisi ini akan membaik atau menghilang sepenuhnya pada minggu ke-14. Namun, sebagian wanita lainnya bisa mengalami mual dan muntah dalam secara berlebihan dan bisa berlangsung dalam jangka waktu yang lebih lama.
Mual dan muntah yang berlebihan ini dikenal sebagai hiperemesis gravidarum dan seringkali membutuhkan perawatan di rumah sakit. Hal ini karena pengidapnya tidak bisa makan dan minum akibat mual yang tak kunjung menghilang.
Baca Juga: Waspada, Hamil Anggur Berisiko Alami Hiperemesis Gravidarum
Kalau ibu mengalami kondisi ini, sebaiknya pergi ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis. Sebab, mual dan muntah yang terus menerus terjadi bisa membuat ibu hamil berisiko mengalami dehidrasi.
Gejala Hiperemesis Gravidarum
Mual dan muntah yang dialami pengidap hiperemesis Gravidarum jauh lebih buruk daripada morning sickness yang normal terjadi pada awal kehamilan. Gejala lain dari hiperemesis gravidarum, yakni:
- Mengalami dehidrasi karena tidak dapat menelan makanan maupun minuman.
- Ketosis, yaitu suatu kondisi serius yang menghasilkan penumpukan bahan kimia asam dalam darah dan urin. Keton diproduksi ketika tubuh memecah lemak, bukan glukosa untuk energi.
- Penurunan berat badan secara signifikan.
- Tekanan darah rendah (hipotensi).
- Mual dan muntah akibat hiperemesis gravidarum mungkin tidak membaik setelah 14 minggu.
Penyebab Hiperemesis Gravidarum
Beberapa ahli percaya, penyebab hiperemesis gravidarum terkait dengan perubahan hormon dalam tubuh yang terjadi selama kehamilan. Hormon yang diduga berperan adalah hormon glikoprotein atau Human Chorionic Gonadotropin (HCG) dalam darah. Faktor keturunan juga diduga berperan dalam terjadinya HG selama kehamilan.
Jadi, jika kamu memiliki ibu atau saudara perempuan yang pernah mengalami HCG dalam kehamilan, besar kemungkinan kamu akan mengalaminya pula. Selain itu, jika kamu pernah memiliki HCG pada kehamilan sebelumnya, kamu juga lebih mungkin mendapatkannya di kehamilan berikutnya
Baca Juga: 9 Komplikasi Hiperemesis Gravidarum pada Ibu Hamil
Pengobatan Hiperemesis Gravidarum
Terdapat beberapa jenis obat-obatan yang dapat digunakan untuk mengurangi gejala hiperemesis gravidarum yang dikonsumsi pada 12 minggu pertama. Obat-obatannya, yakni obat anti sakit (anti emetik), vitamin (B6 dan B12) dan steroid, atau kombinasi keduanya.
Terdapat pula penelitian yang menunjukkan bahwa semakin dini ibu memulai pengobatan, akan semakin cepat meredakan gejala HG. Ibu hamil mungkin perlu mencoba berbagai jenis obat sampai menemukan yang paling cocok.
Jika mual dan muntah tidak dapat dikendalikan, ibu mungkin perlu dirawat di rumah sakit. Perawatan rumah sakit juga bertujuan agar dokter mudah menilai memantau kondisi ibu dan memberikan perawatan yang tepat untuk melindungi kesehatan ibu dan bayi.
Perawatan yang dilakukan umumnya berupa pemberian cairan intravena melalui pembuluh darah atau infus. Jika ibu mengalami muntah parah, obat anti sakit mungkin perlu diberikan melalui vena atau otot.
Ibu juga dianjurkan untuk banyak istirahat, kurangi gerak, menggunakan pakaian longgar, menghindari aroma-aroma, suara bising, dan kedipan cahaya berlebih yang dapat memicu mual. Selain itu, konsumsi biskuit secara berkala, konsumsi makanan tinggi karbohidrat, tapi rendah lemak, serta minum air jahe ketika merasa mual. Ini membantu agar ibu tidak banyak kehilangan nutrisi akibat muntah yang dialami.
Baca Juga: Melahirkan Bayi Laki-Laki, Ini Fakta Persalinan Meghan Markle
Kalau ibu ingin bertanya lebih jauh seputar kondisi ini, bicara saja dengan dokter Halodoc. Gunakan fitur Talk to A Doctor yang ada di aplikasi Halodoc untuk menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!