5 Fakta Tentang Penyakit Polio

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   07 November 2018
5 Fakta Tentang Penyakit Polio5 Fakta Tentang Penyakit Polio

Halodoc, Jakarta - Polio merupakan gangguan kesehatan yang disebabkan karena virus. Penyakit ini menyerang sistem saraf dan mudah menular, terlebih pada balita yang belum divaksin polio. Meski jarang terjadi, penyakit ini bisa menyebabkan kesulitan bernapas, kelumpuhan, hingga kematian.

Namun, tak sedikit pengidap polio yang terlambat menyadari dirinya terinfeksi penyakit ini. Tak heran, karena gangguan kesehatan ini jarang menimbulkan gejala. Meskipun banyak menyerang balita yang belum melakukan imunisasi, polio bisa terjadi pada ibu hamil dan orang yang memiliki ketahanan tubuh yang rendah.

Ternyata, masih ada fakta-fakta menarik tentang penyakit satu ini? Apa saja?

  • Cara Penularannya

Infeksi polio ditularkan melalui kontak langsung dengan makanan, feses, atau air dari pengidap yang telah terinfeksi penyakit ini sebelumnya. Setelah masuk ke dalam tubuh, virus tumbuh dan berkembang biak pada saluran pencernaan, kemudian menyerang sistem saraf. Jadi, sebisa mungkin hindari kontak langsung dengan pengidap atau benda-benda yang telah terkontaminasi.

  • Gejala Polio yang Diwaspadai

Anak yang terserang penyakit ini menunjukkan gejala berupa demam, lemas, tubuh mudah lelah, mual dan muntah, sakit kepala, dan bagian leher terasa kaku. Kira-kira, 1 dari 200 anak yang terinfeksi virus ini mengalami kelumpuhan saraf dari bagian tubuh yang terserang secara langsung. Kelumpuhan ini tidak dapat diobati dan bersifat permanen atau seumur hidup apabila telah terjadi.

  • Cegah dengan Vaksin

Di tahun 2005, ditemukan virus polio di wilayah Sukabumi yang menyebar hingga ke seluruh Pulau Jawa dan Sumatera. Hal ini menjadi kategori Kejadian Luar Biasa (KLB). Namun, penelitian dan penelusuran lebih lanjut menunjukkan bahwa virus ini berasal dari Nigeria. Padahal, Indonesia telah dinyatakan sebagai Negara Bebas Polio sejak tahun 1995 silam.

Berkaca dari kejadian tahun 2005 tersebut, ternyata masih banyak anak yang belum memiliki antibodi untuk menahan serangan virus polio. Oleh karena itu, kini di Indonesia digalakkan vaksinasi polio. Pasalnya, selama virus ini masih ada, infeksi masih mungkin terjadi, maka penanggulangan dan pencegahan perlu dilakukan sejak dini.

  • Jadwal Pemberian Vaksin Polio

Ada dua jenis imunisasi polio yang diberikan pada anak, yaitu vaksin suntik atau tetes yang diberikan secara oral. Jadwal pemberian pertama adalah setelah bayi lahir (usia 0 bulan), karena bayi rentan tertular penyakit ini. Pemberian selanjutnya adalah ketika usia sang buah hati menginjak 2 bulan, 4 bulan, dan 6 bulan. Kemudian, ulangi pemberiannya kembali ketika usia anak menginjak 18 hingga 24 bulan dan pada usia 5 tahun.

  • Efek Samping Vaksin Polio

Vaksin polio dinyatakan aman untuk diberikan pada bayi. Meski begitu, ada beberapa kasus terjadinya mencret ringan dan demam setelah bayi diberi vaksin yang jarang terjadi. Pemberian vaksin ini begitu penting, mengingat penularan polio yang cepat. Jika terjadi terlambat vaksin, segera lanjutkan dengan melihat riwayat pemberian vaksin ini sebelumnya.

Jika kamu ingin mengetahui lebih banyak informasi mengenai polio, kamu bisa menanyakan langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc yang bisa kamu download di App Store maupun Play Store. Kamu bisa mendapatkan informasi kesehatan terbaru dari aplikasi Halodoc ini.

Baca juga: