5 Diagnosis untuk Deteksi Empiema
Halodoc, Jakarta – Pernah mendengar empiema? Empiema adalah kondisi ketika nanah berkumpul di daerah antara paru-paru dan permukaan dalam dinding dada. Daerah ini dikenal sebagai ruang pleural. Nanah adalah cairan yang diisi dengan sel-sel kekebalan, sel-sel mati, dan bakteri. Oleh karena itu, empiema termasuk kondisi serius yang harus ditangani. Nanah di ruang pleural tidak bisa batuk, sehingga dokter harus mengeringkan nanah melalui prosedur operasi.
Baca Juga: Inilah 6 Cara Menjaga Kesehatan Paru-Paru
Empiema biasanya berkembang akibat pneumonia atau infeksi jaringan paru-paru. Pneumonia sering disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae atau Staphylococcus aureus. Kadang-kadang, empiema dapat terjadi setelah menjalani operasi di dada.
Gejala Empiema yang Perlu Diketahui
Ruang pleural menghasilkan cairan secara alami. Pada kasus empiema, infeksi menyebabkan cairan menumpuk lebih cepat daripada yang dapat diserap. Kemudian, cairan menjadi terinfeksi oleh bakteri penyebab pneumonia. Cairan yang terinfeksi ini dapat menebal, sehingga menyebabkan selaput paru-paru dan rongga dada saling menempel dan membentuk kantong. Kondisi ini yang disebut empiema.
Paru-paru mungkin tidak dapat mengembang sepenuhnya, sehingga pengidap empiema bisa mengalami kesulitan bernapas. Gejala empiema sederhana atau kompleks. Empiema sederhana terjadi pada tahap awal penyakit. Gejala empiema sederhana, yaitu:
-
Sesak napas;
-
Batuk kering;
-
Demam;
-
Berkeringat;
-
Nyeri dada saat bernapas;
-
Sakit kepala;
-
Kebingungan;
-
Kehilangan selera makan.
Apabila kamu mengalami gejala-gejala di atas, periksakan ke dokter sebelum kondisinya menjadi semakin memburuk. Sebelum mengunjungi rumah sakit, buat janji dengan dokter terlebih dahulu melalui aplikasi Halodoc.
Baca Juga: Bergaya tapi Berbahaya, Vape bisa Sebabkan Chemical Pneumonia
Pada empiema kompleks terjadi pada tahap akhir penyakit. Pada empiema kompleks, peradangan menjadi lebih parah. Jaringan parut membentuk dan membagi rongga dada menjadi rongga yang lebih kecil. Jika infeksi terus memburuk, empiema dapat menyebabkan pembentukan kulit tebal di atas pleura yang disebut kulit pleural.
Kulit ini mencegah paru-paru membesar. Seseorang yang mengidap empiema kompleks mengalami gejala berupa sesak nafas, suara nafas menurun, penurunan berat badan dan sakit dada.
Jenis Prosedur untuk Diagnosis Empiema
Empiema dapat dicurigai apabila seseorang mengidap pneumonia yang tidak menanggapi pengobatan. Sebelum mendiagnosis empiema, dokter akan mengambil riwayat medis lengkap dan pemeriksaan fisik.
Dokter perlu menggunakan stetoskop untuk mendengarkan suara abnormal yang terjadi di paru-paru. Kemudian, dokter akan melakukan tes atau prosedur tertentu untuk mengonfirmasi diagnosis. Beberapa prosedur yang dapat dilakukan, yaitu:
-
Sinar-X dan CT scan dilakukan untuk mengidentifikasi ada atau tidaknya cairan di dalam rongga pleura.
-
Ultrasonografi dada berfungsi menunjukkan jumlah cairan dan lokasinya yang tepat.
-
Tes darah membantu memeriksa jumlah sel darah putih, mencari protein C-reaktif dan mengidentifikasi bakteri penyebab infeksi. Apabila jumlah sel darah putih meningkat menandakan bahwa orang tersebut memiliki infeksi.
-
Thoracentesis adalah prosedur dengan memasukkan jarum melalui bagian belakang tulang rusuk ke ruang pleura untuk mengambil sampel cairan. Cairan tersebut dianalisis di bawah mikroskop untuk mencari bakteri, protein, dan sel-sel lainnya.
Baca Juga: Waspada 5 Penyakit Paru yang Umum Terjadi
Selama perawatan, pengidap empiema harus menyelesaikan antibiotik yang diresepkan dan melakukan rontgen dada untuk memastikan bahwa pleura telah sembuh dengan baik. Jika tidak diobati, empiema bisa menyebabkan komplikasi yang berpotensi mengancam jiwa seperti sepsis.