Begini 5 Cara untuk Menangani Anemia Sel Sabit
Halodoc, Jakarta – Bentuk sel darah merah normal adalah bundar dan bersifat lentur sehingga mudah bergerak dalam pembuluh darah. Pada pengidap anemia sel sabit, sel darah merahnya berbentuk sabit yang kaku dan mudah menempel pada pembuluh darah kecil. Kondisi ini menghambat aliran sel darah merah dan protein ke seluruh tubuh hingga menimbulkan nyeri dan kerusakan jaringan.
Baca Juga: 5 Fakta Mengenai Anemia Sel Sabit
Gejala anemia sel sabit biasanya muncul saat Si Kecil berusia enam bulan, yaitu berupa kulit pucat, jantung berdebar kencang, mudah lelah, penyakit kuning, serta kaki tangan dan kaki membesar. Sebagian anak mengalami pembengkakan organ limpa saat mengidap anemia sel sabit. Hingga saat ini, belum ada obat untuk menyembuhkan anemia sel sabit. Pengobatan diberikan untuk meredakan gejala dan mencegah komplikasi anemia sel sabit.
Lantas, Bagaimana Anemia Sel Sabit Diobati?
1. Pemberian Obat – Obatan
Misalnya obat antibiotik, pereda nyeri, dan hydroxyurea. Anak pengidap anemia sel sabit bisa mengonsumsi antibiotik sejak berusia dua bulan hingga lima tahun. Sedangkan obat pereda nyeri dan hydroxyurea diberikan untuk mengurangi nyeri akibat anemia sel sabit.
2. Transfusi Darah
Pengidap anemia sel sabit bisa mendapatkan donor sel darah merah lewat transfusi darah. Tindakan ini bertujuan untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dan menurunkan risiko stroke yang rentan terjadi pada pengidap anemia sel sabit. Perlu diketahui transfusi darah berpotensi menimbulkan risiko berupa infeksi dan peningkatan kadar zat besi dalam tubuh.
3. Transplantasi Sumsum Tulang
Transplantasi sumsum tulang dilakukan untuk mengganti sumsum tulang pengidap dengan memproduksi sel - sel darah merah sehat. Karena berpotensi menimbulkan efek samping, prosedur ini dianjurkan pada pengidap anemia sel sabit berusia kurang dari 16 tahun dengan komplikasi berat dan tidak memberikan respons terhadap pengobatan lainnya.
Baca Juga: Ini yang Terjadi Setelah Transplantasi Sel Darah dan Batang Sumsum
Saat pendonor sumsum tulang ditemukan, pengidap menerima radiasi atau kemoterapi untuk menghancurkan sel induk sumsum tulang rusak. Kemudian, sel induk pendonor disuntikkan ke pembuluh darah intravena pengidap. Sel induk nantinya bergerak menuju sumsum tulang pengidap untuk membentuk sel - sel darah baru yang sehat.
4. Identifikasi Risiko Stroke
Pengidap anemia sel sabit berisiko lebih besar mengidap stroke. Maka itu, dokter menggunakan mesin ultrasound untuk deteksi dini stroke.
5. Vaksinasi
Anak pengidap anemia sel sabit perlu mendapatkan vaksinasi untuk mencegah infeksi penyakit lain. Misalnya vaksin pneumokokus dan influenza.
Anemia sel sabit berpotensi sebabkan komplikasi, seperti kebutaan, hipertensi pulmonal, stroke, batu empedu, luka pada kulit, hingga ereksi terus - menerus. Maka itu, penanganan anemia sel sabit berfokus pada upaya pencegahan komplikasi yang mungkin ditimbulkan. Caranya dengan pemberian antibiotik, vitamin, transfusi darah, pemberian obat pereda nyeri, hingga operasi.
Baca Juga: Karena Genetik, Anemia Sel Sabit Tidak Bisa Sembuh?
Jika ibu punya pertanyaan lain seputar anemia sel sabit, jangan ragu bertanya pada dokter Halodoc. Ibu bisa menggunakan fitur Contact Doctor yang ada di Halodoc untuk bertanya pada dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan