5 Cara Didik Anak Agar Cepat Mandiri
Halodoc, Jakarta – Tidak selamanya orangtua bersama anak-anak, kelak akan datang masanya dimana mereka meninggalkan orangtuanya dan hidup sendiri. Sebelum saat itu tiba, adalah peran orangtua untuk mempersiapkan serta mendidik anak agar mandiri sejak dari dini.
Pakar parenting dan psikologi Jim Taylor Ph.D menjelaskan peran orangtua dalam perjalanan kemandirian seorang anak sebagai tahapan yang harus dijalani satu per satu tanpa melewati tahapan sebelumnya.
Ketika bayi, anak mengandalkan orangtuanya untuk memberi makan, membersihkan diri dan mobilitas karena di usia 0–5 tahun motorik anak belum berkembang sempurna sebagaimana mestinya. Seiring bertambahnya usia, kebergantungan untuk kebutuhan mendasar seperti yang disampaikan tadi harus pelan-pelan dilepas.
Ketika usia anak kian bertambah adalah saatnya untuk mendidik anak agar mandiri dan tidak begitu bergantung lagi kepada orangtua kecuali kebutuhan untuk dibimbing dan disayangi. Masalahnya adalah ketidakpercayaan orangtua untuk melepaskan anaknya melakukan segala sesuatunya sendiri.
Contoh sederhananya adalah melepas anak mandi sendiri dengan alasan takut si anak tidak bersih mandinya, takut anak mencuci piring makannya bagaimana kalau piringnya pecah dan melukai tangannya?
Pertanyaan-pertanyaan yang menurut orangtua tidak ada jawaban selain menunggu “waktu yang tepat” membuat para orangtua menunda terus proses kemandirian anak. Padahal dengan membiarkan anak melakukan kesalahan ataupun “terluka” adalah juga bagian dari mendidik anak agar mandiri.
Lantas bagaimana cara cepat mendidik anak agar mandiri?
- Berikan Pengertian dan Keyakinan Kalau Anak Mampu Melakukan Pekerjaannya
Wajar ketika di awal anak merasa takut ataupun ragu melakukan tugas pertamanya. Nah, tugas orangtua untuk meyakinkan anak kalau dia mampu untuk melakukannya. Tentu setelah sebelumnya orangtua memberikan contoh kepada anak.
- Lakukan Bersama-sama
Akan lebih menyenangkan buat anak bila orangtua juga ambil bagian dalam pekerjaan tersebut. Misalnya ketika mencuci piring, ajak anak ikut membantu mengangkat piring, meletakkannya di wadah pencucian, menunjukkan cara mencucinya dan lain-lain. Sampai akhirnya anak dibiarkan sendiri melakukan tugasnya tanpa bantuan orangtua.
- Tidak Perlu Heboh Ketika Anak Melakukan Kesalahan
Jangan berharap anak langsung bisa mengerjakan sesuatu dengan maksimal. Tetaplah butuh waktu untuk anak sampai bisa benar-benar bersih mencuci piring atau merapikan tempat tidurnya. Nah, ketika di waktu anak tidak mengerjakan pekerjaannya dengan sempurna, orangtua disarankan untuk sabar dan tidak heboh yang membuat anak enggan mengerjakan segala-sesuatunya karena takut salah.
- Menyelipkan Pesan-pesan Moral di Film Kartun yang Ditontonnya
Setiap anak punya tokoh idolanya, bisa Dora, Moana, Spongebob dan lain-lainnya. Ketika si tokoh kartun idola melakukan sesuatu yang positif, ajak anak berdialog mengenai aktivitas tersebut dan anjurkan juga untuk melakukan hal yang sama. Pasti anak lebih mudah tergerak melakukan sesuatu kalau tokoh idolanya juga melakukan hal yang sama.
- Berikan Apresiasi Untuk Apa yang Dikerjakan Anak
Kita saja orang dewasa senang bila mendapat apresiasi dari apa yang dikerjakan, apalagi anak-anak. Berikan pujian ketika anak berhasil melakukan pekerjaannya dengan tuntas. Kalaupun masih belum cukup sempurna tetap diapresiasi dan berikan pengertian bagian mana yang masih belum baik, supaya untuk selanjutnya anak bisa mengerjakan lebih baik lagi.
Sebuah penelitian dari Pennsylvania State University and Duke University mengungkapkan fakta anak-anak yang diajari mandiri sejak kecil lebih sukses ketimbang yang tidak. Selain memiliki hubungan sosial lebih baik dan empati.
Ibu punya pertanyaan yang belum terjawab seputar tumbuh kembang anak? Bisa ditanyakan langsung ke dokter-dokter berkompeten di Halodoc. Cukup download aplikasinya di Google Play atau App Store. Di Halodoc ibu bisa mendiskusikan apa saja lewat Video/Voice Call atau Chat.