4 Kebiasaan Makan yang Bisa Sebabkan Kanker Lambung
“Kanker lambung dikabarkan telah menjadi kanker kelima dengan pengidap terbanyak di dunia oleh World Cancer Research Fund (WCRF). Sayangnya, gejala dari masalah kesehatan ini cukup sulit terdeteksi sehingga terkadang seseorang tidak menyadari bahwa dirinya telah mengidap kanker jenis ini.”
Halodoc, Jakarta - Penyakit kanker lambung sangat rentan menyerang seseorang yang memiliki kebiasaan hidup tidak sehat. Misalnya seperti kebiasaan merokok, mengonsumsi minuman beralkohol berlebihan, hingga menggunakan obat-obatan terlarang.
Namun, siapa sangka kalau selain beberapa kebiasaan tersebut, ternyata ada kebiasaan makan tertentu yang juga dapat menyebabkan kanker lambung. Penasaran apa saja? Yuk simak informasinya di sini!
Kebiasaan Makan yang Sebabkan Kanker Lambung
Kebiasaan makan yang tidak tepat akan menyebabkan seseorang menjadi rentan untuk mengalami sejumlah masalah kesehatan, mulai dari kondisi ringan hingga berat, seperti kanker lambung. Nah, berikut adalah beberapa kebiasaan makan yang sebaiknya kamu hindari, antara lain:
1. Mengonsumsi Makanan Selagi Masih Panas
Mengonsumsi makanan yang panas disinyalir akan meningkatkan risiko seseorang mengalami kanker lambung sebesar 4,22 kali. Pasalnya, selaput lendir yang berada pada saluran pencernaan manusia bisa dikatakan cukup rentan dan hanya mampu mentolerir makanan dengan suhu 15 derajat Celsius.
Apabila makanan yang masuk ke lambung terlalu panas, maka perut akan “terbakar”. Hentikan kebiasaan makan makanan panas karena selain bisa merusak lambung, hal ini juga bisa menyebabkan perubahan patologis yang mengarah pada kanker lambung.
2. Adanya Zat Penstimulasi
Jenis makanan maupun minuman yang mengandung zat penstimulasi seperti rokok, alkohol, dan pil antiinflamasi sangat membahayakan selaput lendir pada saluran pencernaan. Nikotin tidak hanya masuk ke paru-paru, zat beracun ini juga bisa masuk ke perut melalui saluran pencernaan dan menyebabkan kejang di bawah selaput lendir.
Hal ini bisa berakhir dengan infeksi. Selain itu, alkohol juga dapat menyebabkan hiperemia dan perdarahan pada selaput lendir. Sementara pil antiinflamasi akan merusak lambung dengan cara yang berbeda. Pil ini meningkatkan sekresi asam lambung dan pepsin sehingga infeksi berkembang menjadi kanker lambung.
3. Mengonsumsi Buah Asam saat Perut Kosong
Buah dengan rasa asam memang bisa memberikan efek menyegarkan, tetapi tidak boleh dilakukan saat perut dalam keadaan kosong. Hal ini karena saat lapar, asam lambung di perut akan mencapai konsentrasi tertingginya.
Apabila buah asam masuk ke dalam lambung, maka akan terjadi endapan di perut dan menimbulkan benjolan endapan besar. Selain itu, tekanan udara di perut juga bisa meningkat dan menyebabkan nyeri serta bengkak, bersamaan dengan gejala lain yang berujung pada kanker lambung.
4. Makan Terlalu Banyak
Mengonsumsi makanan terlalu banyak, terutama yang memiliki kandungan tinggi lemak atau gula dapat meningkatkan berat badan. Hal ini tentunya secara lambat maupun cepat dapat menyebabkan obesitas jika kebiasaan makan yang satu ini tidak dihentikan. Perlu diketahui bahwa obesitas dikaitkan dengan risiko lebih tinggi akan banyak kanker, termasuk kanker lambung.
5. Makan Sambil Beraktivitas
Makanan cepat saji menjadi pilihan banyak orang yang memiliki aktivitas padat. Banyak orang kemudian mengonsumsinya dengan membaca dan menonton di layar komputer. Namun, sebaiknya kamu menghindari melakukan hal tersebut karena proses pencernaan di perut bisa jadi terbebani.
Apabila ini terjadi, maka sejumlah suplai darah di perut untuk mencerna makanan akan sulit dipenuhi karena tubuh terus bergerak melakukan aktivitas lain. Jika dibiarkan, kebiasaan ini bisa merusak kapasitas pencernaan perut dan menyebabkan gastritis hingga kanker lambung.
Nah, itulah penjelasan mengenai beberapa kebiasaan makan yang dapat memicu terjadinya kanker lambung. Mulai dari kebiasaan mengonsumsi makanan selagi masih panas, hingga makan sambil beraktivitas. Jika kamu masih memiliki pertanyaan seputar kanker lambung, kamu bisa tanya dokter spesialis melalui aplikasi Halodoc. Berikut adalah rekomendasi dokter spesialis yang siap menjawab semua pertanyaan kamu:
1. dr. Arief Wibisono, Sp.B(K)Onk
Beliau merupakan seorang Dokter Spesialis Bedah Onkologi yang aktif melayani pasien di RS Siloam Tb Simatupang. Beliau yang tergabung dalam Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia, European Society of Surgical Oncology, Indonesia Society of Endo-Laparoscopic Surgery bisa memberikan layanan medis terkait pembedahan penyakit kanker.
Beliau merupakan seorang Dokter Spesialis Bedah Onkologi yang aktif melayani pasien di RS Mayapada Tangerang. Beliau yang tergabung dalam Ikatan Ahli Bedah Indonesia dan Ikatan Dokter Indonesia sebagai anggota ini dapat memberikan layanan konsultasi seputar bedah onkologi.
3. dr. Bayu Brahma, Sp.B(K)Onk
Beliau adalah seorang Dokter Spesialis Bedah Konsultan Onkologi yang aktif melayani pasien di RS Mayapada Jakarta Selatan, RSUD Kota Bogor, dan RS Kanker Dharmais. Beliau yang tergabung dalam Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia bisa memberikan layanan Konsultasi, dan Tindakan Bedah terkait onkologi(kanker).
Segeralah hubungi dokter agar kamu dapat mengurangi risiko akan gejala atau komplikasi yang semakin memburuk. Yuk, download Halodoc sekarang!
Referensi:
Robert Sitarz, et al. 2018. Diakses pada 2022. Gastric cancer: epidemiology, prevention, classification, and treatment. Cancer Management and Research 10: 239–248.
National Cancer Institute. Diakses pada 2022. Gastric Cancer Treatment–Patient Version.
Medscape. Diakses pada 2022. Gastric Cancer.
Healthline. Diakses pada 2022. Being Overweight or Obese Is Linked to Increased Cancer Risk.
NIH. Diakses pada 2022. Obesity and gastric cancer
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan