4 Kondisi Medis yang Memungkinkan Operasi Kelamin
Halodoc, Jakarta – Operasi kelamin masih menuai banyak pro dan kontra. Pasalnya, banyak orang yang menyalahartikan tanpa mengetahui latar belakang diambilnya tindakan ini. Alhasil, perdebatan panjang seputar masalah operasi ganti kelamin masih saja tidak menemukan “kesepakatan”.
Meski tak dapat dimungkiri, saat ini ada banyak alasan seseorang memutuskan untuk menjadi transeksual dan bukan berarti semua yang memilih jalan ini memiliki alasan yang sama. Terlepas dari segala kontroversi yang berkembang seputar masalah ini, operasi kelamin ternyata bisa jadi sesuatu yang dibutuhkan dan disarankan pada orang yang mengalami kondisi medis tertentu, lho.
Misalnya adalah adanya cacat atau ketidaksempurnaan. Hal ini bisa menjadi alasan kuat seseorang untuk menjalani prosedur operasi kelamin. Nah, biar lebih jelas dan bisa menjadi sebuah pengetahuan, yuk cari tahu apa saja alasan medis yang memungkinkan seseorang menjalani operasi transeksual!
Alasan Medis di Balik Operasi Kelamin
Setiap manusia lahir membawa keunikan dan kondisi yang berbeda. Selain itu, ada beberapa kondisi lahir yang membuat seseorang harus melakukan “modifikasi” untuk dapat hidup dengan lebih baik. Salah satunya mungkin dengan melakukan operasi kelamin.
- Kelamin Ganda
Salah satu kelainan medis yang disarankan untuk menjalani operasi ini adalah kelamin ganda. Kelamin ganda merupakan gangguan perkembangan seksual. Kondisi ini dapat membuat fungsi kelamin tidak berkembang dengan sempurna.
Kelamin ganda atau ambiguous genital termasuk dalam kelainan yang cukup langka. Kondisi ini biasanya bisa dikenali segera setelah bayi lahir, yaitu saat penampilan organ kelamin bayi tidak jelas antara perempuan atau lelaki. Misalnya, saat seorang bayi diketahui memiliki ovarium, tetapi bentuk alat kelamin eksternal malah menyerupai Mr P.
- Kelamin Ambigu
Berbeda dengan kelamin ganda, kasus kelamin ambigu terjadi karena bentuk fisik kelamin seseorang, terutama anak-anak, dari luar tampak tidak jelas. Sayangnya, kedua kondisi ini sering dianggap sama, padahal tidak.
Berbeda dengan kelamin ganda yang terdapat dua jenis organ kelamin, kondisi ini menjadi ambigu karena bentuk. Yaitu, seorang bayi memiliki bentuk alat kelamin yang tidak jelas dan sulit untuk dikenali sebagai laki-laki atau perempuan.
Hal ini bisa jadi disebabkan karena adanya kelainan pada saluran kencing yang tidak terbentuk sempurna. Namun, sebenarnya bayi memiliki satu jenis kelamin pasti. Oleh karena itu, dalam kasus ini mungkin akan dilakukan pemeriksaan lebih jauh dan prosedur operasi kelamin.
- Gonadal Dysgenesis
Kondisi ini terjadi karena adanya proses yang tidak selesai pada perkembangan organ reproduksi bayi. Hal ini terjadi karena ada kerusakan sel punca yang berperan dalam pembentukan testis. Karena “bagian” ini rusak, bayi berpeluang memiliki kromosom laki-laki, tetapi saat tumbuh dewasa memiliki organ internal dan eksternal perempuan.
- Androgen Insensitivity Syndrome
Kelainan ini seringnya terjadi dan ditemukan pada bayi laki-laki. Sindrom yang satu ini merupakan kelainan genetik yang membuat tubuh tidak dapat merespon hormon, dalam hal ini adalah hormon testosteron. Padahal, hormon tersebut penting untuk perkembangan karakteristik seks laki-laki.
Alhasil, bayi laki-laki mungkin akan tumbuh dan mengembangkan karakteristik seks perempuan, seperti tumbuh payudara atau penisnya kecil. Nah, dalam kasus seperti ini operasi kelamin juga sering menjadi pembahasan.
Terlepas apapun alasannya, dibutuhkan pertimbangan matang sebelum memutuskan untuk melakukan operasi kelamin. Pasalnya, tak hanya berisiko pada kesehatan, faktor kehidupan sosial mungkin juga berpotensi mengalami hal-hal yang tak diinginkan.
Jaga selalu kesehatan dengan mengonsumsi makanan sehat dan lengkapi dengan vitamin. Lebih mudah beli vitamin di aplikasi Halodoc. Pesanan akan diantar ke rumah dalam waktu satu jam. Yuk, download sekarang di App Store dan Google Play!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan