4 Jenis Penyakit Lain yang Ternyata Berhubungan dengan Vaskulitis
Halodoc, Jakarta – Pernah mendengar penyakit vaskulitis? Penyakit ini terjadi ketika dinding pembuluh darah mengalami perubahan, seperti menebal, melemah, menyempit atau terluka. Perubahan tersebut dapat menghambat aliran darah, sehingga organ dan jaringan tubuh tidak bisa mendapatkan suplai oksigen yang diperlukan. Akibatnya, organ dan jaringan tubuh tidak bisa berfungsi dengan optimal, bahkan menjadi rusak. Sebenarnya, penyebab vaskulitis masih belum diketahui secara pasti. Namun, beberapa penyakit lain bisa menjadi pemicu terjadinya penyakit ini.
Vaskulitis atau yang dikenal juga dengan nama angiitis atau arteritis merupakan penyakit umum yang bisa menyerang siapa saja dengan usia berapa pun. Namun demikian, ada beberapa jenis vaskulitis yang jarang terjadi. Di antara jenis yang langka tersebut, ada yang menyerang hanya satu organ tertentu saja, seperti otak, mata, atau kulit. Namun, ada juga jenis vaskulitis yang menyerang banyak organ sekaligus.
Jenis-Jenis Vaskulitis
Jenis-jenisnya, antara lain:
-
Arteritis,
-
Giant cell arteritis,
-
Cryoglobulinemia,
-
Henoch-Schonlein Pupura,
-
Granulomatosis Wegener,
-
Penyakit Buerger,
-
Penyakit Kawasaki,
-
Poliarteritis nodosa,
-
Poliangiitis mikroskopik,
-
Sindrom Behcet,
-
Sindrom Chrug-Strauss, dan
-
Vaskulitis hipersensitif.
Tiap jenis vaskulitis tersebut menimbulkan gejala yang berbeda-beda. Ada yang gejalanya ringan dan tidak memerlukan pengobatan. Namun, ada juga jenis yang menimbulkan gejala yang parah dan berdampak pada organ penting di tubuh.
Penyebab Vaskulitis
Seperti yang sudah disebutkan di atas, penyebab vaskulitis belum diketahui. Tetapi, ada beberapa jenis vaskulitis yang disebabkan oleh faktor genetik. Sementara jenis yang lain merupakan kondisi autoimun, yaitu disebabkan oleh gangguan sistem kekebalan tubuh yang menyerang pembuluh darah. Beberapa yang bisa menjadi pemicu gangguan sistem imun tersebut:
-
Reaksi tubuh atau alergi terhadap obat-obatan.
-
Penyakit autoimun, seperti rheumatoid arthritis, lupus, atau skleroderma.
-
Infeksi, seperti hepatitis B dan hepatitis C.
-
Kanker darah.
Vaskulitis menyebabkan pembuluh darah melemah, sehingga mudah berdarah atau meradang. Bila pembuluh darah meradang, maka dindingnya akan menebal dan membuat rongga pembuluh darah menyempit. Akibatnya, aliran darah akan terhambat yang menyebabkan jaringan dan organ tubuh tidak mendapatkan suplai darah yang cukup.
Pengobatan Vaskulitis
Pengobatan vaskulitis untuk tiap pengidap bisa berbeda-beda, karena disesuaikan dengan hasil diagnosis dan organ yang terkena dampak. Bila disebabkan oleh reaksi alergi, maka pengobatan tidak perlu dilakukan karena biasanya bisa sembuh dengan sendirinya. Tapi, bila sudah memengaruhi organ penting dalam tubuh, seperti otak, paru, atau ginjal, maka penanganan medis perlu segera dilakukan. Ini tindakan yang bisa dilakukan untuk mengobati vaskulitis:
-
Obat-Obatan
Dokter bisa memberikan obat-obatan jenis kortikosteroid, seperti prednisone atau methylprednisolone. Tapi, perlu diketahui bahwa mengonsumsi obat ini dalam jangka panjang bisa menimbulkan efek samping, seperti diabetes dan osteoporosis. Jadi, konsumsi kortikosteroid dalam dosis rendah bila harus menggunakannya dalam jangka panjang.
Selain kortikosteroid, obat-obatan lainnya yang juga bermanfaat untuk menekan respons sistem imun tubuh yang memicu kerusakan pembuluh darah, antara lain cyclophosphamide atau azathioprine. Terapi biologis dengan menggunakan rituximab juga bisa dilakukan untuk mengatasi penyakit yang memicu terjadinya gangguan sistem imun tubuh pada pengidap.
-
Operasi
Bagi pengidap vaskulitis yang mengalami pembengkakan di pembuluh darah maupun penyempitan arteri, sehingga menghambat aliran darah, maka perlu menjalani prosedur operasi untuk mengatasi kondisi tersebut.
Itulah 4 jenis penyakit yang masih berhubungan dengan vaskulitis. Bila kamu mengalami gejala-gejala vaskulitis, seperti pegal-pegal, berkeringat di malam hari, tubuh mudah lelah, dan muncul ruam, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter. Kamu juga bisa membicarakan keluhan kesehatan yang dirasakan dengan menggunakan aplikasi Halodoc. Hubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat untuk minta saran kesehatan kapan saja dan di mana saja. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.
Baca juga: