4 Jenis Pemeriksaan untuk Deteksi Limfedema
Halodoc, Jakarta - Limfedema, atau disebut juga dengan obstruksi limfatik adalah kondisi jangka panjang ketika terjadi akumulasi cairan dalam jaringan yang menyebabkan terjadinya pembengkakan atau edema. Sistem limfatik sendiri adalah bagian dari sistem kekebalan tubuh dan vital untuk fungsi kekebalan tubuh.
Cairan yang disebut getah bening bersirkulasi dalam sistem limfatik. Nah, limfedema biasanya disebabkan oleh penyumbatan pada sistem limfatik ini. Gangguan kesehatan ini menyerang salah satu lengan atau kaki. Namun, dalam beberapa kasus, kedua lengan atau kedua kaki bisa terserang. Bahkan, beberapa orang mengalami pembengkakan di kepala, dada, hingga alat kelamin.
Ada dua jenis utama dai limfedema yang umum dijumpai, yaitu:
-
Limfedema primer yang disebut juga limfedema kongenital. Terjadi saat lahir atau tidak lama setelah masa pubertas. Limfedema jenis ini jarang terjadi.
-
Limfedema sekunder yang terjadi sebagai akibat dari sesuatu yang lain, seperti infeksi cedera, trauma, atau kanker yang memengaruhi sistem limfatik.
Baca juga: Perbedaan Limfedema Primer dan Sekunder
Limfedema primer disebabkan oleh mutasi pada beberapa gen yang terlibat dalam pengembangan sistem limfatik. Gen yang tidak tepat ini mengganggu perkembangan sistem limfatik, merusak kemampuannya untuk mengalirkan cairan dengan baik. Sementara itu, limfedema sekunder bisa terjadi karena sejumlah kemungkinan, seperti operasi kanker, pernah menjalani terapi radiasi, infeksi, peradangan, penyakit kardiovaskular, cedera, dan trauma.
Pemeriksaan untuk Deteksi Limfedema
Diagnosis limfedema dilakukan dengan mengesampingkan kemungkinan penyebab terjadinya pembengkakan lainnya, termasuk gumpalan darah atau infeksi yang tidak melibatkan kelenjar getah bening. Jika kamu berisiko terkena limfedema, deteksi limfedema biasanya dilakukan dengan mengenali gejalanya.
Baca juga: Ini Alasan Tubuh Gemuk Rawan Kena Selulitis
Jika penyebab limfedema masih kurang jelas, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan lebih menyeluruh, seperti:
-
MRI dilakukan dengan bantuan medan magnet yang kuat dan gelombang radio untuk membuat gambar detail organ dan jaringan di dalam tubuh.
-
CT scan. Teknik sinar-X ini menghasilkan gambar penampang struktur tubuh yang terperinci. Pemeriksaan ini bisa mengungkapkan penyumbatan dalam sistem limfatik.
-
USG Doppler. Variasi USG konvensional ini melihat aliran dan tekanan darah dengan memantulkan gelombang suara frekuensi tinggi dari sel darah merah.
-
Pencitraan radionuklida dari sistem limfatik atau lymphoscintigraphy. Kamu akan disuntik dengan pewarna radioaktif dan dipindai oleh mesin. Gambar yang dihasilkan menunjukkan pewarna bergerak melalui pembuluh getah bening.
Baca juga: Ketahui Penyebab Terjadinya Limfedema
Ada pun faktor yang dapat meningkatkan risiko mengembangkan limfedema adalah usia, kelebihan berat badan, rheumatoid atau arthritis psoriatik. Sementara itu, komplikasi serius dari limfedema di tangan atau kaki yang tidak segera ditangani, termasuk:
-
Infeksi. Infeksi yang terjadi termasuk selulitis dan infeksi pembuluh limfa. Cedera kecil pada lengan atau kaki bisa menjadi titik terjadinya infeksi.
-
Limfangiosarkoma. Bentuk kanker jaringan lunak yang langka ini dapat disebabkan oleh kasus limfedema yang paling parah dari limfedema yang tidak ditangani. Gejala yang mungkin muncul termasuk munculnya tanda biru kemerahan atau ungu pada permukaan kulit.
Jadi, jangan sampai kamu menyepelekan limfedema. Ketahui gejala supaya kamu bisa segera mendapatkan penanganan dan terhindar dari komplikasi serius yang mungkin terjadi. Kamu bisa bertanya tentang gejala dan deteksi limfedema lebih lanjut melalui aplikasi Halodoc. Di aplikasi ini, dokter ahli akan langsung terhubung denganmu, kapan saja dan di mana saja. Download segera aplikasi Halodoc, ya!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan