4 Hal yang Terjadi selama Siklus Menstruasi
Halodoc, Jakarta - Banyak wanita yang bilang datang bulan tak ubahnya dengan menaiki roller coaster. Di masa ini emosi bisa naik turun kapan saja yang disebabkan karena perubahan keseimbangan hormon. Kata ahli, perubahan hormon amat memengaruhi kondisi wanita baik secara fisik maupun mental. Lalu, hal apa saja sih terjadi selama siklus menstruasi? Nah, berikut penjelasannya menurut ahli dari Northwestern University, AS, dan Chelsea & Westminster Hospital, London.
- Empat Minggu Sebelum Haid
Ketika satu bulan sebelum masa haid tiba, kelenjar pituitari yang terdapat di otak akan melepaskan follicle stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH) di dalam aliran darah. Nah, pelepasan kedua hormon inilah yang memberikan isyarat pada ovarium untuk melepaskan sel telur.
Saat pesan sudah diterima, ovarium akan melepaskan sel telur yang paling dewasa ke saluran indung (tuba falopi). Dari sana, sel telur membutuhkan waktu beberapa hari untuk mencari rahim. Selama perjalanan sel telur, ovarium akan meningkatkan produksi estrogen. Hormon ini akan memicu bagian tepi rahim untuk menyiapkan diri sebagai tempat berdiamnya embrio.
Baca juga: Waspadai 4 Nyeri Kram Menstruasi Tanda Endometriosis
- Dua Minggu Pramenstruasi
Indung telur akan melepaskan hormon progesteron (hormon kunci kehamilan), ketika rahim mulai membangun jaringan dan meningkatkan asupan darah. Nah, saat hal ini terjadi, biasanya suhu tubuh wanita akan meningkat beberapa derajat. Kata ahli, hormon kunci kehamilan ini juga bisa membuat pelebaran saluran ASI di payudara. Itulah sebabnya payudara akan tampak lebih besar dan sakit bila disentuh.
Kata ahli, hormon progesteron inilah yang bisa mengganggu sirkulasi kimia otak. Contohnya, memengaruhi hormon pengaturan mood yang disebut hormon serotonin. Imbasnya, terciptalah dua emosi khas yang sering dialami wanita saat pre menstruation syndrome (PMS), yaitu cepat marah dan gelisah.
- Saat Menstruasi
Di fase ini produksi hormon progesteron dan estrogen akan turun bila selama satu bulan berlalu sel telur enggak dibuahi. Hal ini perlahan-lahan mengembalikan kondisi emosi usai PMS. Di waktu yang sama, uteri (rahim) mulai melepaskan hormon prostaglandin. Fungsinya untuk membantu pelepasan jaringan dan darah ekstra yang menumpuk di rahim.
Rasa sakit dan nyeri pada perut saat menstruasi, bukannya terjadi tanpa alasan. Sebab hormon prostaglandin ini akan memaksa otot rahim untuk berkontraksi sehingga menyebabkan rasa nyeri. Dalam beberapa kasus, hormon ini juga bisa saja menyebabkan rasa mual ada wanita.
Baca juga: 6 Tips Menjaga Kebersihan Miss V saat Menstruasi
Sebenarnya, kamu bisa saja mengonsumsi obat tertentu seperti ibuprofen atau rajin berolahraga untuk mengatasi rasa nyeri. Namun, sebaiknya berdiskusilah dulu dengan dokter sebelum mengonsumsi obat tersebut.
- Saat Menstruasi Berakhir
Di fase terakhir ini, suasana hati yang ibarat seperti roller coaster akibat ketidakseimbangan hormon akan berakhir. Lalu, apa lagi yang akan terjadi selajutnya? Sederhananya sih, runtutan proses akan segera dimulai kembali lagi. Indung telur akan mulai lagi melepaskan sel telurnya.
Yang Terjadi Pada Tubuh Saat Menstruasi
- Rasa Sakit yang Berkaitan
Sebenarnya rasa kram saat menstruasi enggak hanya terjadi di perut saja. Untuk sebagian wanita, Rasa kram itu juga bisa terjadi di bagian punggung dan kaki. Kok bisa? Kata ahli dari Holtorf Medical Group, AS, hal ini ada kaitannya dengan saraf pada daerah pinggul. Ibarat kata, saraf ini seperti sarang, di mana ranting-ranting dan semuanya saling berkaitan. Jadi, bila di bagian perut terasa sakit, kamu pun mungkin akan merasa sakit juga di sisi lain seperti punggung.
- Gampang Terinfeksi Bakteri
Menurut keterangan juru bicara dari Society of Women's Health Research, AS, akan terjadi peningkatkan pH pada Miss V saat menstruasi. Kenaikan kadar pH yang ditambah perubahan hormon saat menstruasi, bisa menyebabkan timbulnya peningkatan infeksi bakteri pada beberapa perempuan.
(Baca juga: 6 Makanan yang Sebaiknya Dihindari Saat Menstruasi)
- Nyeri yang Menyakitkan
Kata ahli, kadar estrogen yang rendah bisa menyebabkan sensitivitas pada rasa sakit. Menurut hasil penelitian dari Oxford, UK, rasa nyeri yang dialami semasa menstruasi mungkin memengaruhi bagaimana perempuan mengalami rasa nyeri di luar masa menstruasi. Ingat, setiap perempuan punya rasa nyeri dan siklus yang berbeda.
Menurut penelitian itu, para ahli menemukan bahwa perempuan yang mengalami menstruasi lebih menyakitkan memiliki peningkatan sensitivitas terhadap rasa sakit. Nah, hal ini tentunya berkaitan dengan kadar estrogen yang rendah dalam tubuh. Selain itu, hal ini pula yang memungkinkan perempuan akan mengalami rasa sakit lebih, bahkan ketika sedang tidak haid.
Bagi kamu yang punya masalah seputar mestruasi enggak usah bingung. Kamu bisa lho bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!