3 Tindakan untuk Mengurangi Dampak Skleroderma
Halodoc, Jakarta – Skleroderma atau sklerosis sistemik adalah kelainan autoimun ketika kekebalan tubuh keliru menyerang sel-sel sehat. Skleroderma ditandai perubahan tekstur dan penampilan kulit akibat peningkatan produksi kolagen. Kolagen adalah komponen jaringan ikat pada kulit. Meski dibutuhkan oleh kulit, produksi kolagen berlebihan justru dapat membahayakan tubuh.
Baca Juga: 4 Hal yang Perlu Diketahui Tentang Skleroderma
Tetapi kelainan ini tidak terbatas pada perubahan kulit saja. Kondisi ini dapat mempengaruhi, pembuluh darah, otot, jantung, sistem pencernaan, paru-paru dan ginjal. Kebanyakan pengidap skleroderma adalah individu berusia 30-50 tahun. Gejala dan tingkat keparahan kondisi bervariasi pada setiap orang berdasarkan sistem dan organ yang terlibat.
Gejala yang Ditimbulkan Skleroderma
Skleroderma umumnya menyebabkan pembengkakan tangan dan penebalan kulit jari. Gejala awalnya adalah perubahan pada jari dan tangan, misalnya kekakuan, sesak, dan bengkak karena sensitivitas terhadap dingin atau stres emosional. Gejala skleroderma keseluruhan meliputi:
-
Deposit kalsium pada jaringan ikat;
-
Penyempitan pembuluh darah ke tangan dan kaki, kondisi ini sering dikenal sebagai penyakit Raynaud;
-
Masalah pada kerongkongan;
-
Kulit menjadi kencang dan tebal di bagian jari;
-
Muncul bintik-bintik merah di wajah dan tangan.
Baca Juga: Inilah 5 Cara untuk Mendiagnosis Skleroderma
Namun, gejala di atas bervariasi sesuai dengan jenis dan apakah itu mempengaruhi sebagian tubuh atau sistem seluruh tubuh. Apabila kamu mengalami gejala di atas, segera temui dokter jika ada gejala yang mengganggu kehidupan sehari-har. Dokter biasanya akan bicara rencana perawatan apa yang cocok sesuai dengan kondisi yang dialami. Lewat aplikasi Halodoc, kini kamu bisa memesan janji sesuai dengan dokter yang kamu butuhkan.
Tindakan untuk Mengurangi Gejala Skleroderma
Sejauh ini belum ada obat yang tersedia untuk menghentikan kelebihan produksi kolagen yang menyebabkan skleroderma. Biasanya skleroderma yang terlokalisasi sembuh dengan sendirinya. Skleroderma yang telah memengaruhi sistem organ bahkan masih bisa diobati untuk meminimalkan kerusakan dan menjaga fungsi tubuh.
Beberapa obat dapat membantu mengendalikan gejala dan membantu mencegah komplikasi. Pemberian obat-obatan berfokus untuk meredakan gejala, mencegah kondisi agar tidak semakin memburuk, atau setidaknya memperlambat perkembangan gejala, sehingga komplikasi masih bisa dideteksi dan diobati sesegera mungkin. Berikut jenis obat-obatan yang bisa diberikan:
-
Obat tekanan darah membantu melebarkan pembuluh darah. Ini dapat mengurangi masalah pada organ-organ, seperti paru-paru dan ginjal, dan mengobati penyakit Raynaud.
-
Imunosupresan menenangkan atau menekan sistem kekebalan tubuh.
-
Terapi fisik dapat membantu mengatasi rasa sakit, meningkatkan mobilitas dan meningkatkan kekuatan,
-
Terapi sinar ultraviolet dan bedah laser dapat membantu memperbaiki kondisi dan penampilan kulit.
Baca Juga: 7 Perawatan Skleroderma di Rumah
Sampai saat ini, ahli masih terus mencari pengobatan untuk skleroderma. Selain menjalankan perawatan di atas, mintalah dokter untuk membantu menemukan kelompok dukungan lokal skleroderma. Berbicara dengan orang lain yang memiliki pengalaman yang sama membuat pengidap skleroderma lebih mudah untuk mengatasi kondisi kronis.
Referensi:
Healthline. Diakses pada 2019. Systemic Sclerosis (Scleroderma).
Medical News Today. Diakses pada 2019. Scleroderma.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan