3 Penyakit Mata yang Bisa Dideteksi Melalui Screening Retina
Halodoc, Jakarta - Seiring bertambahnya usia, kemampuan organ tubuh dipastikan berangsur-angsur menurun. Mulai dari tubuh yang mulai lelah dan beberapa gejala penuaan lainnya, indra penglihatan juga tidak luput dari gangguan.
Gaya hidup sehat dapat menjadi cara utama menjaga kesehatan tubuh, namun cara tersebut tidaklah cukup. Sebagai tindakan preventif, kamu dapat melakukan pemeriksaan mata, seperti screening retina dilakukan sebagai upaya menjaga kesehatan dan ketajaman mata.
Pemeriksaan mata secara rutin adalah hal penting untuk menjaga indera penglihatan secara keseluruhan. Screening retina menjadi pilihan pemeriksaan mata yang komprehensif untuk mendeteksi masalah pada organ tersebut.
Retina adalah lapisan tipis di belakang mata dan mengandung jutaan sel yang sensitif terhadap cahaya. Retina terdiri dari sel saraf yang menerima dan mengatur informasi visual pada otak melalui saraf optik. Di tengah jaringan saraf ini terdapat makula yang berperan untuk penglihatan yang tajam dan terfokus. Misalnya, membaca atau melihat sesuatu secara detail.
Baca Juga: 4 Skrining Kesehatan untuk Wanita
Faktanya, screening retina adalah langkah awal yang dipilih untuk mendeteksi dini penyakit tertentu. Nah, ini beberapa penyakit yang dideteksi melalui screening retina:
-
Retinopati Diabetik. Kamera fundus non-mydriatic yang digunakan dalam tes screening retina memiliki kemampuan untuk mendeteksi penyakit ini. Dengan alat ini keadaan retina dapat dicitrakan secara jelas untuk membantu diagnosa dan perencanaan tindakan yang tepat. Diabetes adalah masalah kesehatan global yang mempengaruhi banyak sekali penduduk dunia. Salah satu komplikasi diabetes yang merusak adalah kebutaan akibat retinopati diabetik. Deteksi dan pengobatan dini secara signifikan mengurangi insiden kebutaan dari retinopati. Namun diperkirakan, hanya sekitar setengah dari pasien diabetes yang diketahui menerima pemeriksaan mata tahunan yang direkomendasikan. Alasannya adalah rendahnya tingkat kepatuhan pasien dan akses yang buruk saat hendak mendatangi dokter spesialis mata. Fotografi fundus digital ini menjadi metode skrining retinopati yang efektif yang mampu mendeteksi edema makula dan retinopati diabetik proliferatif, penyebab paling umum hilangnya penglihatan pada penderita diabetes.
-
Glaukoma. Penyakit ini merupakan kondisi di mana terjadinya gangguan pada sistem drainase cairan mata. Akibat gangguan sistem ini, maka akan meningkatkan tekanan pada bola mata dan merusak saraf optik. Gejala yang dirasakan pengidapnya antara lain gangguan penglihatan, nyeri pada mata, hingga sakit kepala. Parahnya lagi, WHO menduga bahwa pengidap penyakit ini akan semakin banyak pada 2030 kelak. Agar bisa segera diberikan pengobatan yang tepat, screening retina bisa dilakukan untuk melihat sejauh mana glaukoma menyerang mata pengidapnya sehingga dokter akan segera memberikan penanganan yang tepat.
-
Ablasio Retina. Penyakit ini adalah kondisi terlepasnya retina dari jaringan penopangnya. Ablasio retina harus segera ditanggulangi supaya kita dapat mempertahankan penglihatan sampai usia lanjut. Ablasio retina disebabkan karena proses degenerasi ataupun karena cedera atau peradangan. Sebelum penyakit ini berkembang semakin parah, screening retina dilakukan untuk mendeteksi dini penyakit ini dan membantu dokter menentukan langkah pengobatan yang tepat.
Baca Juga: Screening Retina Harus Rutin Dilakukan, Ini Alasannya
Mau tahu lebih jauh mengenai masalah kesehatan mata yang bisa dideteksi dengan screening retina? Atau kamu memiliki keluhan mata? Kamu bisa kok bertanya langsung kepada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!