3 Komplikasi yang Terjadi pada Pengidap Albino
Halodoc, Jakarta - Seseorang dapat mengidap albinisme disebabkan oleh adanya perubahan atau mutasi pada salah satu gen yang bertugas membantu produksi melanin oleh sel-sel melanosit yang terdapat pada mata dan kulit. Akibat perubahan gen ini, produksi melanin menjadi terganggu, baik berkurang drastis maupun tidak ada sama sekali. Perubahan terhadap gen ini akan diturunkan dengan berbagai pola.
Ada dua jenis albinisme berdasarkan gejala yang muncul, yaitu albinisme okular dan okulokutaneus. Albinisme okular berdampak pada mata dan penglihatan pengidapnya, tidak atau sedikit menyebabkan perubahan warna kulit atau rambut. Sedangkan albinisme okulokutaneus merupakan jenis albinisme yang paling umum. Kondisi ini berdampak pada rambut, kulit, mata, dan penglihatan. Ada berbagai macam komplikasi albinisme yang biasanya muncul. Berikut komplikasi yang mungkin terjadi.
1. Gangguan Penglihatan
Komplikasi yang paling sering muncul akibat albinisme yaitu gangguan penglihatan. Simak penjelasannya berikut ini.
-
Mata Plus atau Minus
Pengidap albinisme mungkin sudah menunjukkan gejala-gejala mata plus atau minus sejak kecil. Perhatikan jika kamu atau anak kamu sendiri mengalami kesulitan membaca atau sering mengeluh sakit kepala. Mata plus atau minus bisa ditangani dengan menjalani pemeriksaan mata dan mengenakan kacamata. Selain kacamata, kamu juga bisa memakai lensa kontak untuk membantu mempertajam penglihatan.
-
Low Vision
Low vision atau penglihatan lemah dapat membuat kamu sulit melihat dalam cahaya redup, tidak melihat benda-benda di sekitar kamu, dan sulit membedakan warna yang terlalu kontras. Dalam beberapa kasus, orang dengan low vision bahkan nyaris mengalami kebutaan.
Kamu dapat beraktivitas seperti biasa dengan bantuan alat bantu penglihatan, misalnya teleskop jarak jauh atau kaca pembesar. Kamu juga mungkin perlu latihan membaca dengan huruf braille. Untuk menghindari cedera pada pengidap low vision yang cukup serius, gunakan alat bantu berjalan seperti tongkat.
-
Fotofobia (Peka terhadap Cahaya)
Mata pengidap albinisme biasanya sangat peka terhadap cahaya. Cahaya dari sinar matahari atau lampu yang terlalu silau dapat membuat sakit kepala, serta pusing atau nyeri pada bagian mata. Untuk itu, sebaiknya sediakan kacamata hitam atau kacamata dengan lensa gelap untuk menangkal sinar yang terlalu silau.
-
Mata Juling
Mata juling atau strabismus biasanya muncul sejak kecil. Untuk mengatasinya, kamu dapat mengenakan kacamata khusus agar pandangan lebih fokus. Dokter juga mungkin menyarankan memakai penutup di sebelah mata yang lebih sehat agar mata satunya semakin terlatih. Dalam beberapa kasus, kamu mungkin dianjurkan untuk menjalani operasi, supaya kedua mata lebih selaras.
2. Masalah Kulit
Selain gangguan penglihatan, komplikasi albinisme yang sering terjadi adalah masalah kulit. Simak jenis-jenis komplikasi masalah kulit yang mungkin muncul.
-
Terbakar Matahari
Pengidap albinisme lebih rentan terbakar matahari daripada orang pada umumnya. Jika kamu harus bepergian saat matahari terik, kenakan selalu topi dan pakaian yang tertutup. Jangan pula meninggalkan rumah tanpa sunblock (tabir surya) paling rendah SPF 30. Pilih sunblock yang melindungi kulit dari radiasi sinar UVA dan UVB, serta oleskan kira-kira 15 menit sebelum keluar ruangan.
-
Kanker Kulit
Kulit pengidap albinisme terlihat sangat pucat, risiko kanker kulit pun semakin tinggi. Sering tersengat matahari juga dapat meningkatkan risiko kamu terkena kanker kulit. Karena itu, selalu lindungi kulit kamu dari sengatan matahari.
Selain itu, kamu sebaiknya rutin cek kulit jika ada gejala-gejala kanker kulit. Jika muncul gejalanya, langsung periksakan ke dokter. Pastikan kamu juga menjalani gaya hidup dan pola makan sehat, guna menangkal radikal bebas penyebab kanker kulit.
3. Stres atau Depresi
Pengidap albinisme tidak hanya mengalami komplikasi fisik, ia juga harus berjuang melawan komplikasi mental, karena tekanan sosial yang dihadapi. Akibat rendahnya pendidikan serta kesadaran masyarakat soal albinisme, pengidap albinisme masih sering dikucilkan, diolok-olok, bahkan ditindas.
Oleh karena itu, sebaiknya perhatikan jika kamu atau putra-putri kamu mengalami gejala stres dan depresi. Misalnya sulit tidur, nafsu makan meningkat atau menurun drastis, tidak dapat konsentrasi, merasa sedih dan putus asa selama berminggu-minggu, sakit kepala atau sakit perut tanpa sebab, atau muncul keinginan untuk bunuh diri. Sebaiknya segera periksakan ke dokter atau psikolog.
Anak dengan albinisme juga biasanya kesulitan bergaul karena merasa dirinya berbeda atau tidak diterima oleh lingkungannya. Kamu dapat membantunya dengan bergabung bersama komunitas pengidap albino di kota kamu atau lewat media sosial.
Jika kamu atau anak kamu mengalami kesulitan dalam menghadapi komplikasi albinisme, sebaiknya segera diskusikan dengan dokter melalui aplikasi Halodoc. Diskusi dengan dokter di Halodoc dapat dilakukan via Chat atau Voice/Video Call kapan dan di mana pun. Saran dokter dapat kamu terima dengan praktis dengan download aplikasi Halodoc di Google Play atau App Store sekarang juga.
Baca juga:
- Wajib Tahu, Albinisme Bisa Sebabkan Fotofobia
- Albinisme Bisa Pengaruhi Kemampuan Melihat
- Albinisme, Berbahaya atau Tidak?