3 Komplikasi Berbahaya dari Salmonellosis
Halodoc, Jakarta - Pernah mendengar penyakit bernama Salmonellosis? Penyakit ini merupakan infeksi gegara bakteri Salmonella pada saluran usus. Awas, Salmonellosis merupakan penyakit yang terbilang umum. Penyakit ini bisa menular lewat makanan atau minuman.
Meski datanya belum diperbarui, tetapi kita bisa mendapat gambaran mengenai penyakit Salmonellosis dari laporan Ditjen Pelayanan Medis Depkes RI. Di negara kita, salah satu spesies bakteri ini yang sering menimbulkan masalah kesehatan penting adalah Salmonella typhi yang menyebabkan penyakit tifus (demam tifoid).
Pada tahun 2008, demam tifoid menempati urutan kedua dari 10 penyakit terbanyak pasien rawat inap di rumah sakit di Indonesia dengan jumlah kasus 81.116 dengan proporsi 3,15 persen, urutan pertama ditempati oleh diare dengan jumlah kasus 193.856 dengan proporsi 7,52 persen (Depkes RI, 2009).
Bagaimana dengan kasus Salmonellosis di luar negeri? Boleh dibilang “sebelas-dua belas”, alias hampir mirip. Ambil contoh di Amerika Serikat. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), sekitar 19.000 orang harus masuk rumah sakit akibat keracunan makanan. Kebanyakan kasus disebabkan oleh bakteri Salmonella yang memengaruhi saluran usus, sehingga menyebabkan masalah serius.
Baca juga: Makanan Tidak Higienis Sebabkan Salmonellosis
Nah, kira-kira apa jadinya bila Salmonellosis dibiarkan tanpa penanganan? Seperti apa komplikasi Salmonellosis yang bisa terjadi?
Atasi Segera, Komplikasi Taruhannya
Pada dasarnya, infeksi Salmonella umumnya tak mengancam nyawa. Namun untuk sebagian orang, seperti bumil, anak-anak, atau lansia, lain lagi ceritanya. Nah, bila tak ditangani dengat tepat, perkembangan komplikasi Salmonellosis bisa berbahaya bagi mereka.
Lalu, seperti apa sih komplikasi Salmonellosis yang bisa terjadi?
- Dehidrasi
Infeksi Salmonella bisa menyebabkan diare, bahkan dalam tingkat yang parah. Kondisi inilah yang bisa berujung pada dehidrasi, apalagi bila cairan tubuh yang terbuang tak segera diganti. Tanda-tanda dehidrasi di sini bisa meliputi, penurunan frekuensi urine, mulut dan lidah terasa kering, mata cekung, dan produksi air mata berkurang.
- Bakteremia
Jika infeksi Salmonella memasuki aliran darah (bakteremia), ia dapat menginfeksi jaringan di seluruh tubuh kamu, termasuk:
- Jaringan di sekitar otak dan sumsum tulang belakang (meningitis).
- Lapisan jantung atau katup jantung. (endokarditis).
- Tulang atau sumsum tulang (osteomielitis).
- Lapisan pembuluh darah, terutama jika Anda mengalami cangkok pembuluh darah.
- Artritis reaktif
Orang yang mengidap Salmonellosis berisiko lebih tinggi terkena artritis reaktif atau sindrom Reiter. Artritis reaktif biasanya menyebabkan iritasi mata, rasa sakit (bisa parah) ketika buang air kecil, dan menimbulkan rasa sakit pada sendi.
Baca juga: Bahaya, Ini 4 Penyakit yang Bisa Ditularkan Unggas
Waspadai Daging Mentah dan Telur
Bahaya mengonsumsi daging mentah juga bisa berujung pada penyakit salmonellosis. Umumnya, bakteri Salmonella masuk ke dalam tubuh melalui konsumsi telur setengah matang. Nah, selain telur setengah matang, daging ayam dan ikan juga disukai Salmonella karena kandungan airnya yang cukup tinggi. Kondisi ini memudahkan si bakteri untuk berkembang biak dan hidup di dalamnya.
Menurut beberapa ahli, bakteri ini bisa menyebabkan peradangan di saluran pencernaan usus besar dan kecil. Dampaknya, akan bisa berasa sekitar tujuh hingga 36 jam setelah mengonsumsinya. Orang yang mengalami infeksi bakteri ini bisa mengalami gejala, seperti mual muntah, sakit kepala, demam tinggi, sakit perut, diare, dan adanya darah pada tinja.
Nah, segeralah temui dokter bila mengalami gejala di atas. Kamu bisa kok bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc.
Hal yang perlu diingat, terdapat beberapa kelompok orang yang lebih berisiko mengalami Salmonellosis atau infeksi bakteri Salmonella dari telur setengah matang. Contohnya, ibu hamil, balita, lansia, penerima transplantasi organ, atau orang-orang yang memiliki sistem imun yang lemah.
Mau tahu lebih jauh mengenai masalah di atas? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa kok bertanya langsung pada dokter kapan dan di mana saja melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!