3 Gejala Keratosis Pilaris yang Perlu Diketahui
Halodoc, Jakarta - Keratosis pilaris adalah salah satu penyakit kulit yang dapat mengganggu penampilan. Pasalnya, penyakit ini membuat pengidapnya memiliki permukaan kulit yang kasar, berbentol-bentol kecil, mirip seperti kulit ayam. Umumnya, keratosis pilaris tidak menimbulkan rasa nyeri atau gatal, serta bisa berwarna putih atau merah.
Biasanya keratosis pilaris ini muncul pada kulit lengan, paha, pipi, dan bokong. Walau begitu, keratosis pilaris juga bisa muncul di alis, wajah, atau kulit kepala. Jika remaja dan anak-anak mengidap keratosis pilaris, mereka bisa sembuh dengan sendirinya saat beranjak dewasa.
Baca juga: Kenali Keratosis Pilaris, Penyakit yang Disebut Kulit Ayam
Pada beberapa kasus, benjolan keratosis pilaris pada wajah bisa meradang. Keratosis pilaris tidak termasuk kondisi medis serius. Namun, jika sudah mengganggu penampilan, dianjurkan untuk segera berkonsultasi dengan dokter.
Lebih detailnya, berikut beberapa tanda atau gejala umum dari keratosis pilaris:
-
Bentol-bentol kecil berwarna merah atau putih, biasanya di lengan atas, kaki, bokong, atau pipi.
-
Kulit di sekitar benjolan terasa kering, kasar, dan terkadang gatal.
-
Kondisi kulit yang terkena keratosis pilaris seringkali memburuk saat cuaca dingin, kelembapan rendah, dan kondisi kulit sedang kering.
Terjadi Akibat Penumpukan Protein
Keratosis Pilaris terjadi akibat dari penumpukan keratin atau protein padat yang melindungi kulit dari zat berbahaya dan infeksi. Keratin yang menebal di permukaan kulit disebut keratosis. Ketika mengalami keratosis pilaris, keratin akan menyumbat lubang pori dimana terdapat folikel rambut. Sumbatan ini padat dan membuat pori-pori melebar, dan membuat permukaan kulit terasa kasar dan tidak rata atau bersisik.
Meski penyebab penumpukan keratin dalam keratosis pilaris ini masih belum diketahui dengan jelas, kondisi ini diduga memiliki hubungan dengan penyakit turunan atau penyakit kulit lainnya. Risiko keratosis pilaris pun dapat meningkat karena beberapa faktor, seperti:
-
Usia. Anak-anak dan remaja punya risiko lebih tinggi untuk mengidap keratosis pilaris.
-
Penyakit kulit lain. Keratosis pilaris lebih mudah mengenai pengidap iktiosis dan eksim.
-
Jenis kelamin. Dibandingkan pria, para wanita lebih rentan terkena keratosis pilaris.
Baca juga: Inilah 5 Penyakit yang Mudah Menyerang Kulit
Pengobatan dan Pencegahannya
Tidak ada penanganan khusus untuk keratosis pilaris, karena umumnya kondisi ini bisa sembuh dengan sendirinya. Kebanyakan opsi penanganan hanya bertujuan untuk melunakkan tumpukan keratin pada kulit. Beberapa jenis penanganan untuk keratosis pilaris adalah:
-
Topical exfoliants. Mengoleskan obat berbentuk krim ini untuk melembapkan kulit kering dan menyingkirkan sel kulit mati.
-
Topical retinoid. Retinol merupakan turunan vitamin A, yang bekerja dalam membantu proses pergantian sel serta mencegah penyumbatan folikel rambut. Obat ini juga dalam bentuk krim atau obat oles.
-
Terapi laser. Sinar laser akan ditembakkan ke bagian kulit yang terkena keratosis pilaris. Dibutuhkan beberapa sesi terapi laser agar bisa memperlihatkan efeknya pada kulit.
Sementara itu, langkah pencegahan yang bisa dilakukan untuk keratosis pilaris adalah:
-
Memakai pelembap kulit yang sesuai dengan jenis kulit.
-
Gunakan mesin pengontrol kelembapan ruangan.
-
Jangan mandi terlalu lama karena aktivitas ini bisa menghilangkan minyak alami kulit.
-
Mandi dengan air hangat.
-
Mengeringkan kulit secara merata setelah mandi dan memakai produk pelembap kulit.
-
Gunakan sabun ringan yang disertai minyak sebagai pelembap.
Baca juga: Kenali 5 Penyakit Kulit yang Jarang Terjadi
Itulah sedikit penjelasan tentang keratosis pilaris. Jika kamu membutuhkan informasi lebih lanjut soal hal ini atau gangguan kesehatan lainnya, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter pada aplikasi Halodoc, lewat fitur Talk to a Doctor, ya. Dapatkan juga kemudahan membeli obat menggunakan aplikasi Halodoc, kapan dan di mana saja, obatmu akan langsung diantar ke rumah dalam waktu satu jam. Yuk, download sekarang di Apps Store atau Google Play Store!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan