3 Faktor Risiko Penyakit Celiac
Halodoc, Jakarta – Bagi orang yang bertubuh sehat, mengonsumsi makanan yang mengandung gluten, seperti roti, pasta, kue, dan sereal tidak akan menjadi masalah. Namun bagi pengidap penyakit celiac, makanan-makanan tersebut justru harus dihindari karena bisa menimbulkan petaka. Pasalnya, makanan bergluten bisa menyebabkan pengidapnya mengalami diare, lemas, sampai anemia. Sebenarnya, apa yang menyebabkan seseorang bisa mengidap penyakit ini? Faktor apa saja yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami penyakit ini? Simak penjelasannya di sini.
Penyakit celiac tidak sama dengan alergi makanan, melainkan sebuah kondisi autoimun karena tubuh pengidap salah mengenali senyawa yang terkandung di dalam gluten sebagai ancaman. Itulah mengapa setiap kali pengidap mengonsumsi gluten, sistem kekebalan tubuh akan memberi reaksi, yaitu membentuk antibodi yang bisa merusak jaringan sehat di usus kecil. Lama-kelamaan, kondisi ini bisa menyebabkan lapisan usus menjadi rusak, sehingga mengganggu proses penyerapan nutrisi penting di dalam tubuh (malabsorbsi). Akibatnya, pengidap pun mudah mengalami diare, kelelahan, penurunan berat badan secara drastis, dan anemia. Bila tidak segera ditangani dengan tepat, penyakit celiac bisa menyebabkan komplikasi serius.
Sampai saat ini, belum diketahui apa yang menyebabkan penyakit celiac secara pasti. Namun, para peneliti menduga penyakit autoimun ini berkaitan dengan kelainan genetik serta pengaruh dari kondisi lain, seperti kehamilan dan persalinan, infeksi virus, dampak setelah menjalani prosedur pembedahan, dan gangguan emosional berat. Selain itu, beberapa faktor berikut juga bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami penyakit celiac:
1. Faktor Keturunan
Penyakit ini bisa disebut juga penyakit genetik karena bisa diturunkan dalam keluarga. Bila kamu memiliki anggota keluarga terdekat (orangtua, anak, dan saudara kandung) yang mengidap penyakit celiac, maka kamu berisiko tinggi terkena penyakit ini.
2. Kondisi Kesehatan
Ada beberapa kondisi medis yang bisa meningkatkan risiko terkena penyakit celiac, yaitu diabetes tipe 1, kolitis ulseratif, gangguan saraf, dan sindrom down.
3. Faktor Lingkungan
Orang yang pernah mengalami infeksi sistem pencernaan saat masih anak-anak, misalnya infeksi rotavirus, berisiko lebih besar mengidap penyakit celiac.
Gejala Penyakit Celiac
Gejalanya cukup bervariasi, mulai dari yang ringan sampai berat. Gejalanya pun dapat muncul dan kemudian hilang. Bila masih dalam kondisi ringan, gejala celiac seringkali tidak terlalu terasa. Namun, gejala yang paling umum yang akan dirasakan oleh pengidap celiac adalah diare. Hal ini terjadi karena sistem pencernaan tidak mampu menyerap nutrisi dari makanan dengan sempurna. Ketidakmampuan tubuh menyerap nutrisi ini membuat tinja mengandung lemak yang tinggi, sehingga kotoran pengidap biasanya akan berbau tidak sedap, berminyak, dan berbusa.
Gejala penyakit celiac yang dialami anak-anak pun berbeda dengan orang dewasa. Anak-anak cenderung mengalami gejala yang berkaitan dengan sistem pencernaan, seperti nyeri perut, perut kembung, konstipasi, berat badan menurun, sampai gangguan tumbuh kembang. Sementara gejala celiac pada orang dewasa seringkali tidak berkaitan dengan sistem pencernaan, antara lain anemia, kesemutan, beberapa bagian tubuh (tangan, telapak kaki, lengan, serta tungkai) membengkak, rusaknya lapisan gigi, berkurangnya kepadatan tulang, nyeri sendi, gangguan keseimbangan tubuh, dan gangguan fungsi limfa, serta sulit hamil.
Pengobatan Penyakit Celiac
Sayangnya, penyakit ini masih belum ditemukan pengobatannya. Namun, ada beberapa hal yang bisa dilakukan pengidap untuk meringankan gejala yang muncul. Salah satunya adalah menjalani diet bebas gluten. Diet ini merupakan diet dengan gizi seimbang, tapi tanpa memasukkan makanan mengandung gluten sedikit pun ke dalam menu.
Beberapa makanan alami bebas gluten yang bisa dikonsumsi adalah daging dan ikan, sayur dan buah, susu dan produk olahan susu, kentang serta nasi. Sementara jenis tepung yang bebas gluten, antara lain tepung beras, tepung jagung, tepung kedelai, dan tepung kentang.
Selain menjalani diet bebas gluten, pengidap penyakit celiac juga dianjurkan untuk mengonsumsi suplemen, seperti kalsium, asam folat, zat besi, vitamin B12, D, K, dan zinc. Bila gejala penyakit celiac kambuh, pengidap bisa mengonsumsi obat-obatan, seperti kortikosteroid dan dapsone untuk mengatasinya.
Beli obat dan suplemennya di Halodoc saja. Enggak usah repot-repot keluar rumah, tinggal order melalui aplikasi dan obat pesanan kamu akan diantarkan dalam waktu satu jam. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.
Baca juga: