3 Faktor Ini Bisa Picu Sindrom Metabolik
Halodoc, Jakarta – Sindrom metabolik adalah kondisi yang ditandai peningkatan tekanan darah, gula darah, kolesterol, dan lemak dalam tubuh (terutama di sekitar pinggang). Peningkatan tersebut secara bersamaan dan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular (seperti diabetes, stroke, dan penyakit jantung). Jika dibiarkan tanpa penanganan, sindrom ini bisa menyebabkan kematian. Maka itu, simak faktor yang bisa memicu sindrom metabolik berikut ini.
Dua Faktor Utama Penyebab Sindrom Metabolik
Ada banyak faktor penyebab sindrom metabolik. Ini faktor utama yang sering menyebabkan sindrom metabolik, yaitu:
1. Obesitas
Obesitas adalah penyakit yang terjadi akibat penumpukan lemak dalam tubuh. Penyakit ini bisa meningkatkan tekanan darah, kolesterol, dan kadar gula dalam darah sehingga pengidapnya rentan mengidap penyakit kardiovaskular (seperti diabetes tipe 2 dan penyakit jantung) dan sindrom metabolik.
2. Resistensi Insulin
Resistensi insulin terjadi saat sel-sel tubuh tidak bisa menggunakan gula darah dengan baik akibat terganggunya respons tubuh terhadap insulin. Akibatnya, kadar gula dalam darah dan produksi insulin meningkat sehingga membuat pengidapnya rentan mengalami diabetes tipe 2 dan sindrom metabolik.
3. Faktor Lainnya
Sindrom metabolik juga disebabkan oleh faktor genetik, gaya hidup, dan perubahan hormon. Semakin bertambah usia, semakin besar risiko seseorang mengidap sindrom metabolik. Penyebab lainnya adalah gangguan kesehatan, seperti penyakit jantung, penyakit perlemakan hati, dan sindrom ovarium polikistik (PCOS).
Waspada Gejala Sindrom Metabolik
Sindrom metabolik umumnya tidak menunjukkan gejala spesifik. Namun, ada sejumlah tanda sindrom metabolik yang bisa diamati, di antaranya adalah:
-
Lingkar pinggang melebihi batas normal, yaitu lebih dari 80 sentimeter untuk wanita dan 90 sentimeter untuk laki-laki.
-
Tekanan darah tinggi, yaitu lebih dari 140/90 mmHg.
-
Kadar kolesterol baik (high density lipoprotein/HDL) rendah, yaitu kurang dari 50 mg/dL untuk wanita dan 40 mg/dL untuk laki-laki.
-
Kadar trigliserida dalam darah tinggi, yaitu lebih dari 150 mg/dL.
-
Kadar gula darah puasa tinggi, yaitu lebih dari 100 mg/dL.
-
Rentan mengalami pembengkakan dan iritasi.
-
Meningkatnya risiko penggumpalan darah, seperti deep vein thrombosis (DVT).
Kamu perlu bicara dengan dokter jika mengalami gejala di atas agar segera dilakukan pemeriksaan. Diagnosis sindrom metabolik biasanya dilakukan dengan pemeriksaan fisik, yaitu melalui pengukuran tekanan darah dan berat badan. Pemeriksaan darah juga dilakukan untuk memantau kadar kolesterol dan gula darah. Jika diagnosis sudah ditetapkan, dokter memberikan obat-obatan untuk mengendalikan kadar gula darah, kolesterol, dan tekanan darah.
Sindrom Metabolik Bisa Dicegah
Kamu dianjurkan untuk menerapkan gaya hidup sehat untuk mencegah sindrom metabolik. Di antaranya adalah rutin berolahraga, berhenti merokok, batasi konsumsi alkohol, menerapkan pola makan yang sehat dan seimbang, tidur cukup, kelola stres, serta rutin memantau berat badan untuk mencegah kelebihan berat badan (overweight) dan obesitas.
Itulah faktor yang bisa memicu sindrom metabolik. Kalau kamu mengalami tanda dan gejala tersebut, segera bicara pada dokter Halodoc untuk mencari tahu penyebab dan mendapat penanganan yang tepat. Kamu bisa menggunakan fitur Contact Doctor yang ada di aplikasi Halodoc untuk bertanya pada dokter via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play sekarang juga!
Baca Juga:
- Fakta tentang Sindrom Metabolik yang Perlu Diketahui
- Sindrom Metabolik Disebabkan oleh Komplikasi Diabetes, Benarkah?
- Alasan Kurang Tidur Dapat Memengaruhi Metabolisme Tubuh