2 Jenis Disfagia, Penyakit yang Sebabkan Gangguan Menelan
Halodoc, Jakarta – Pernahkah kamu merasa nyeri saat menelan makanan? Kesulitan untuk memindahkan makanan atau cairan dari mulut ke lambung disebut juga disfagia atau susah menelan. Kondisi ini bisa terjadi pada siapa saja, tapi lebih sering dialami oleh bayi, lansia dan orang yang memiliki gangguan pada otak atau sistem saraf. Berdasarkan lokasi terjadinya penyakit ini, disfagia bisa dibagi menjadi beberapa jenis. Apa saja? Ketahui jenis-jenis disfagia lebih lanjut di sini agar kamu bisa melakukan penanganan yang tepat.
Apa Itu Disfagia?
Disfagia adalah istilah medis dari kondisi sulit menelan. Orang yang mengalami disfagia akan membutuhkan usaha yang lebih besar dan waktu yang lebih lama dalam menyalurkan makanan atau minuman dari mulut ke dalam lambung. Sebelum membahas disfagia lebih lanjut, kamu perlu tahu dulu tiga tahapan dalam proses menelan berikut ini:
-
Fase oral. Pada tahapan ini, makanan masih berada di dalam mulut. Tahapan ini adalah saat kamu mengunyah makanan, memindahkan makanan dari bagian depan ke belakang mulut, dan bersiap-siap menyalurkan makanan ke faring dan kerongkongan (esofagus). Setelah makanan siap ditelan, proses menelan dilanjutkan ke tahapan berikutnya.
-
Fase faringeal. Tahapan ini terdiri dari dua proses utama, yaitu pendorongan makanan dari mulut ke esofagus, dan perlindungan saluran pernapasan dari makanan. Tahapan ini berlangsung sangat cepat, hanya selama beberapa detik.
-
Fase esofageal. Tahapan ini adalah ketika makanan sudah masuk ke dalam esofagus. Makanan yang masih ada di atas esofagus akan didorong dengan gerakan seperti gelombang (peristaltik) yang berasal dari saluran pencernaan. Gerakan tersebut diatur oleh saraf otonom, yaitukelompok saraf yang bekerja secara otomatis tanpa diperintah. Gaya gravitasi juga turut membantu makanan masuk ke dalam lambung.
Baca juga: Awas, Ini Bahaya Gangguan Menelan Pada Anak
Jenis Disfagia
Berdasarkan lokasi terjadinya gangguan, disfagia dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Orofaringeal
Disfagia orofaringel adalah kesulitan menelan yang terjadi di fase oral dan faringeal.
2. Esofageal
Disfagia esofageal adalah kesulitan menelan yang terjadi di fase esofageal.
Penyebab Disfagia
Penyebab tiap jenis disfagia berbeda-beda. Kebanyakan disfagia orofaringeal biasanya disebabkan oleh kelainan otot dan saraf di daerah tenggorokan. Beberapa kondisi medis berikut juga bisa menjadi penyebab disfagia orofaringeal:
- Penyakit Parkinson.
- Multiple Sclerosis.
- Sindron pasca polio.
- Kerusakan saraf sebagai dampak dari radioterapi atau pembedahan.
- Kanker pada esofagus, kepala, atau leher.
Sedangkan disfagia esofageal biasanya disebabkan oleh perasaan adanya sesuatu yang menyumbat di daerah kerongkongan.
Gejala Disfagia
Gejala utama disfagia tentu saja adalah kesulitan menelan makanan dan minuman. Namun selain itu, disfagia juga bisa disertai oleh beberapa gejala lain, di antaranya adalah:
- Terasa nyeri saat menelan.
- Makanan terasa tersangkut di dalam tenggorokan atau dada.
- Sering tersedak atau batuk ketika makan dan minum.
- Mengeluarkan air liur terus menerus.
- Makanan yang sudah ditelan bisa keluar kembali.
- Berat badan menurun.
- Asam lambung naik ke tenggorokan.
- Sering mengalami nyeri ulu hati.
- Suara menjadi serak.
Baca juga: Begini 4 Cara Mendeteksi Disfagia dengan Tepat
Sedangkan kondisi disfagia pada anak bisa dikenali dari gejala-gejala berikut:
- Makanan atau minuman sering keluar dari mulut.
- Sering memuntahkan kembali makanan yang sedang dimakan.
- Menolak memakan makanan tertentu.
- Sulit bernapas pada saat sedang makan.
- Berat badan menurun tanpa alasan yang jelas.
Baca juga: Inilah yang Tindakan Medis yang Dilakukan Jika Terkena Disfagia
Bila kamu atau Si Kecil mengalami gejala disfagia di atas, sebaiknya segera temui dokter untuk mendapatkan pengobatan. Bagi kamu yang ingin mengetahui lebih jauh seputar disfagia, tanyakan saja langsung pada dokter lewat aplikasi Halodoc. Kamu bisa menghubungi dokter untuk membicarakan masalah kesehatan kapan saja dan di mana saja. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan