2 Alasan Bahaya Tifus Bisa Berakibat Fatal

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   08 Januari 2019
2 Alasan Bahaya Tifus Bisa Berakibat Fatal2 Alasan Bahaya Tifus Bisa Berakibat Fatal

Halodoc, Jakarta – Siapa yang tidak tahu tentang penyakit tifus. Penyakit ini merupakan salah satu masalah kesehatan yang cukup sering dialami oleh masyarakat Indonesia. Walaupun tifus merupakan penyakit umum yang sebenarnya bisa disembuhkan sendiri di rumah, tapi bukan berarti kamu boleh menyepelekan kondisi ini. Bila tidak ditangani segera dan dengan cara yang tepat, maka tifus bisa menimbulkan komplikasi yang berakibat fatal. Ketahui bahaya tifus di sini agar kamu bisa mewaspadainya.

Kenali Tifus Lebih Jauh

Demam tifoid atau yang lebih dikenal juga dengan sebutan tifus adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella typhi. Penyakit ini sangat menular. Banyak orang tertular penyakit ini dengan mengonsumsi makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi tinja yang mengandung bakteri Salmonella typhi. Walaupun jarang terjadi, tapi kamu juga bisa tertular tifus bila terpapar urine yang sudah terinfeksi bakteri Salmonella typhi.   

Baca juga: Suka Jajan Gorengan, Perhatikan Potensi Bakteri Penyebab Disentri

Berikut adalah beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang terkena tifus:

  • Tinggal di tempat dengan sanitasi yang buruk. Di Indonesia sendiri, penularan tifus paling sering terjadi melalui konsumsi air yang terkontaminasi tinja yang mengandung bakteri Salmonella typhi maupun dari makanan yang dicuci dengan air yang terkontaminasi tersebut. Hal ini terjadi akibat buruknya sanitasi dan kebiasaan tidak mencuci tangan sebelum menyentuh atau mengolah makanan.

Baca juga: Kebiasaan Sehari-Hari yang Menjadi Pemicu Terserang Tifus

  • Makan sayur-sayuran organik yang menggunakan pupuk dari kotoran manusia yang terkontaminasi.

  • Mengonsumsi produk susu yang telah terkontaminasi.

  • Bakteri penyebab tifus juga bisa masuk ke tubuh bila kamu menyentuh mulut sebelum mencuci tangan setelah buang air.

  • Melakukan seks oral dengan pengidap tifus.

Gejala Tifus

Gejala tifus baru akan muncul kira-kira dua minggu setelah bakteri masuk ke dalam tubuh atau bisa juga lebih cepat, yaitu tiga hari setelah terinfeksi. Bila bakteri Salmonella typhi berkembang biak di saluran pencernaan, maka gejala-gejala, seperti demam, sakit perut, sembelit, dan diare akan muncul. Selain itu, gejala tifus lainnya yang mungkin akan dialami pengidap adalah nyeri otot, sakit kepala, tidak enak badan, merasa lelah, tidak nafsu makan, dan berat badan menurun.

Tifus sebaiknya jangan dianggap remeh dan segera diobati bila kamu sudah mengalami gejala-gejala di atas. Pasalnya, bila tidak segera diobati, maka bakteri Salmonella typhi bisa menyebar ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah. Pengidap akan mengalami gejala tifus yang semakin parah bila bakteri sudah menyebar ke luar sistem pencernaan. Tidak hanya itu, bakteri yang menyebar juga berpotensi merusak organ dan jaringan dalam tubuh, serta menyebabkan komplikasi serius.

Baca juga: Ini Gejala Tifus dan Penyebabnya

Komplikasi dan Bahaya Tifus

Ada sekitar sepuluh persen pengidap tifus yang mengalami komplikasi. Hal ini terjadi akibat pengidap terlambat atau tidak diobati dengan antibiotik yang tepat. Komplikasi biasanya terjadi tiga minggu setelah infeksi. Inilah alasan tifus bisa berakibat fatal:

1. Perdarahan Internal

Salah satu komplikasi yang akan terjadi bila tifus tidak segera diobati adalah terjadinya perdarahan internal. Pengidap tifus yang mengalami komplikasi ini, biasanya akan merasakan gejala-gejala berupa lemas, kulit pucat, muntah darah, tinja berwarna hitam, denyut jantung tidak teratur, dan sesak napas. Sebenarnya, perdarahan internal akibat tifus tidak sampai mengancam nyawa. Namun, pengidap mungkin tetap membutuhkan transfusi darah untuk menggantikan darah yang hilang. Bila organ yang mengalami perdarahan menjadi tidak bisa berfungsi dengan baik atau rusak, maka operasi juga perlu dilakukan.

2. Usus Robek

Tifus yang sudah parah juga bisa menyebabkan perforasi atau robeknya dinding saluran pencernaan. Akibatnya, isi dari saluran pencernaan bisa masuk ke rongga perut (peritoneum). Masalahnya, peritoneum tidak seperti kulit yang memiliki mekanisme pertahanan untuk melawan infeksi.  Itulah mengapa kondisi ini sangat berbahaya, karena bakteri penyebab tifus bisa menyebar ke peritoneum yang mengakibatkan kondisi peritonitis.

Selain itu, perforasi juga bisa menyebabkan infeksi menyebar dengan cepat melalui darah yang mengakibatkan berbagai organ mengalami kerusakan. Bila tidak segera ditangani, maka kondisi ini bisa membahayakan nyawa pengidapnya. Gejala perforasi, antara lain sakit perut yang hebat, mual, dan muntah.

Jadi, bila kamu mengalami gejala-gejala seperti gejala tifus, segera bicarakan kepada dokter melalui aplikasi Halodoc untuk memastikan kondisimu. Halodoc juga memiliki fitur Lab Service, yang memudahkanmu melakukan berbagai macam tes kesehatan. Ayo, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.