Perlu Tahu, Ini 16 Kondisi Anak yang Perlu Diberikan Terapi Okupasi
Halodoc, Jakarta - Terapi okupasi dilakukan dengan tujuan utama untuk membantu seseorang, dalam hal ini anak yang memiliki kecacatan fisik, sensorik, atau kognitif menjadi lebih bebas dan percaya diri pada semua bidang kehidupan mereka. Terapi ini dapat membantu anak dengan berbagai kebutuhan khusus untuk meningkatkan keterampilan yang berhubungan dengan aspek motorik, kognitif, dan sensorik.
Tak sedikit orang beranggapan bahwa terapi ini hanya ditujukan untuk orang dewasa, karena bagaimanapun juga, mereka lebih berhubungan dengan dunia kerja. Namun, orangtua perlu tahu bahwa anak memiliki pekerjaan terutama untuk bermain dan belajar, dan terapi ini membantu mereka untuk lebih terampil dalam bermain dan mengasah kemampuan kinerja sekolahnya.
Sesuai dengan American Therapy Association (AOTA), selain kesehatan fisik, terapi okupasi juga mengikutsertakan faktor psikologis, sosial, dan lingkungan yang memengaruhi fungsi dalam berbagai cara. Pendekatan ini dirasa penting untuk kesehatan beberapa orang anak.
Baca juga: 6 Fakta Terapi Okupasi yang Harus Diketahui
Kondisi Anak yang Seperti Apa yang Membutuhkan Terapi Okupasi?
Masih berdasarkan data dari AOTA, berikut ini kondisi anak yang membutuhkan terapi okupasi:
-
Mengalami cedera atau cacat lahir.
-
Memiliki gangguan pemrosesan sensorik.
-
Cedera traumatis, pada otak atau sumsum tulang belakang.
-
Memiliki masalah dalam belajar.
-
Autisme.
-
Rheumatoid artritis pada remaja.
-
Masalah kesehatan perilaku atau mental.
-
Patah tulang atau cedera ortopedi lainnya.
-
Keterlambatan perkembangan.
-
Kondisi setelah operasi.
-
Memiliki luka bakar.
-
Memiliki spina bifida.
-
Mengalami trauma setelah amputasi.
-
Memiliki kanker.
-
Mengalami cedera tangan yang parah.
-
Mengalami multiple sklerosis, cerebral palsy, atau penyakit kronis lainnya.
Baca juga: Perlu Tahu, Ini Tahapan yang Dilakukan Saat Terapi Okupasi
Apa Keuntungan dari Melakukan Terapi Okupasi pada Anak?
Berikut keuntungan yang bisa didapatkan dari terapi okupasi pada anak, yaitu sebagai berikut:
-
Mampu mengembangkan keterampilan motorik halus, sehingga mereka bisa menangkap atau melepaskan mainan dan mengembangkan keterampilan tulisan tangan yang baik.
-
Mampu mengembangkan koordinasi tangan dan mata untuk meningkatkan keterampilan bermain, terutama ketika ia berada di sekolah (gerakan mengenai target, memukul bola, menyalin dari papan tulis, dan sebagainya).
-
Mampu mempelajari tugas-tugas dasar, khusus untuk anak yang memiliki keterlambatan perkembangan yang cukup parah (seperti mandi, berpakaian, menyikat gigi, atau makan dan minum sendiri).
-
Mampu mengembangkan sekaligus mempertahankan perilaku positif di semua lingkungan untuk anak yang memiliki gangguan perilaku (mengajari cara mengelola emosi dan kemarahan, menulis yang ia rasakan tentang perasaannya, atau berpartisipasi dalam berbagai aktivitas fisik yang positif).
-
Mampu melakukan koordinasi yang baik untuk anak yang memiliki cacat keterampilan, seperti makan atau minum sendiri, menggunakan komputer, atau meningkatkan kecepatan dan keterbacaan tulisan tangan sendiri.
-
Mampu meningkatkan fokus dan keterampilan sosial dengan berlatih bekerja bersama khusus untuk anak yang memiliki masalah sensorik.
Baca juga: 4 Cara melakukan Terapi Okupasi Secara Mandiri
Ibu, jangan pernah malu jika anak mengalami atau memiliki salah satu atau lebih masalah pada diri. Melakukan terapi okupasi adalah pilihan tepat karena ia bisa lebih mengembangkan diri atau lebih percaya kepada kemampuan dirinya sendiri.
Jika ibu masih kurang yakin, ibu bisa bertanya terlebih dahulu pada dokter spesialis anak, supaya terapi yang dilakukan memang sesuai dengan kebutuhannya. Tidak perlu harus pergi ke klinik, karena tanya dokter bisa ibu lakukan hanya dengan download aplikasi Halodoc. Ingin membeli vitamin atau melakukan cek lab untuk ibu sendiri? Lewat aplikasi Halodoc juga bisa.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan