11 Hal Ini Bisa Tingkatkan Risiko Melanoma
Halodoc, Jakarta - Kanker kulit itu ada cukup banyak jenisnya. Salah satu yang terbilang jarang, tetapi sangat berbahaya adalah melanoma. Kanker kulit melanoma adalah sejenis kanker kulit yang berkembang pada melanosit, yaitu sel pigmen kulit yang berfungsi sebagai penghasil melanin. Perlu diketahui bahwa melanin ini merupakan pigmen kulit yang berfungsi sebagai penyerap sinar ultraviolet dan melindungi kulit dari kerusakan.
Melanoma biasanya dimulai dari kulit, yang kemudian menyebar ke organ lain di dalam tubuh. Kemunculan tahi lalat baru atau perubahan pada tahi lalat yang sudah ada merupakan pertanda umum dari melanoma. Kondisi ini bisa terjadi di seluruh tubuh, meski ada beberapa bagian yang sering mengalami kemunculannya, yaitu wajah, tangan, punggung, dan kaki.
Tahi lalat baru yang merupakan tanda awal dari melanoma biasanya memiliki bentuk yang tidak beraturan dan lebih dari satu warna. Sementara tahi lalat yang terserang melanoma biasanya terasa gatal dan bisa mengalami perdarahan. Selain itu, ukuran tahi lalat juga bisa lebih besar dari tahi lalat normal pada umumnya.
Baca juga: Ini 4 Tanda Awal Melanoma
Penyebab dan Hal-Hal yang Bisa Tingkatkan Risiko
Kanker kulit melanoma terjadi ketika sel-sel pigmen kulit berkembang secara tidak normal. Belum diketahui pasti apa yang menyebabkan hal ini terjadi. Namun, munculnya melanoma diduga memiliki keterkaitan dengan terlalu seringnya kulit terpapar sinar ultraviolet, baik alami maupun buatan.
Kendati demikian, sebenarnya tidak semua orang yang sering terpapar sinar ultraviolet mengidap kanker ini. Sebab, ada beberapa hal atau faktor lain yang dapat meningkatkan risikonya, seperti:
-
Memiliki banyak tahi lalat.
-
Memiliki banyak bintik-bintik pada kulit.
-
Terdapat area kulit yang pernah terbakar atau setelah menjalani perawatan dengan radioterapi.
-
Kulit pucat yang mudah terbakar dan kulit sulit untuk berubah jadi hitam.
-
Memiliki mata biru dan rambut kemerahan atau pirang.
-
Penuaan usia.
-
Mengalami kondisi yang menurunkan sistem kekebalan tubuh, misalnya HIV.
-
Mengonsumsi obat-obatan yang menurunkan sistem kekebalan tubuh (imunosupresi), biasanya obat jenis ini dikonsumsi setelah menjalani transplantasi organ.
-
Memiliki riwayat kanker kulit sebelumnya.
-
Ada anggota keluarga yang mengidap melanoma maupun jenis kanker kulit lain.
-
Sering terpapar senyawa kimia berupa senyawa arsenik atau produk pestisida creosote.
Baca juga: Sering Berjemur Bisa Kena Melanoma
Diagnosis dan Pengobatannya
Dalam mendiagnosis melanoma, dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan fisik dan memberikan rujukan ke dokter spesialis kulit atau dokter bedah plastik jika dicurigai mengidap melanoma. Pada sebagian besar kasus yang ada, jaringan tahi lalat yang dianggap mencurigakan akan diangkat dengan pembedahan dan dipelajari apakah telah menjadi kanker.
Proses ini dikenal dengan istilah biopsi. Sementara itu, untuk memeriksa apakah melanoma sudah menyebar ke bagian tubuh lainnya, prosedur biopsi nodus sentinel juga bisa dilakukan. Setelah hasil pemeriksaan keluar dan diagnosis dipastikan, barulah pengobatan akan dilakukan.
Salah satu prosedur utama pengobatan melanoma adalah operasi. Namun, penanganan yang dilakukan biasanya akan tergantung dengan kondisi pengidap. Operasi bisa sukses jika melanoma terdiagnosis di tahap awal. Namun, untuk mencegah melanoma muncul kembali, perlu menjalani perawatan lanjutan.
Baca juga: Rajin Pakai Sunscreen Bisa Cegah Kena Melanoma
Jika melanoma tidak terdiagnosis hingga pada tahap paling parah, perawatan yang dilakukan hanya bisa memperlambat penyebaran kanker dan meredakan gejala yang terjadi. Pada tahap ini, biasanya dibutuhkan obat-obatan, misalnya kemoterapi.
Itulah sedikit penjelasan tentang melanoma. Jika kamu membutuhkan informasi lebih lanjut soal hal ini atau gangguan kesehatan lainnya, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter pada aplikasi Halodoc, lewat fitur Talk to a Doctor, ya. Dapatkan juga kemudahan membeli obat menggunakan aplikasi Halodoc, kapan dan di mana saja, obatmu akan langsung diantar ke rumah dalam waktu satu jam. Yuk, download sekarang di Apps Store atau Google Play Store!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan