10 Hal yang Bisa Membuat Kadar SGPT Tinggi

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   28 Maret 2019
10 Hal yang Bisa Membuat Kadar SGPT Tinggi10 Hal yang Bisa Membuat Kadar SGPT Tinggi

Halodoc, Jakarta - Sama halnya dengan SGOT, SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaminase) merupakan enzim yang banyak terdapat dalam organ hati. Meski begitu, enzim ini juga bisa ditemui di beberapa organ lain. Enzim ini memiliki tugas yang cukup penting, yaitu membantu mencerna protein dalam tubuh.

Ketika sel hati seseorang mengalami kerusakan, maka secara otomatis akan terjadi pengeluaran enzim SGPT dari dalam sel hati ke sirkulasi darah. Nah, nantinya enzim ini akan terukur melalui pemeriksaan darah di lab.

Baca juga: Pemeriksaan SGPT Bisa Deteksi 7 Penyakit Ini

Ketika seseorang mengalami gangguan fungsi hati, tes darah SGPT merupakan salah satu pemeriksaan medis yang perlu dilakukan. Tapi, jangan salah paham, nilai dari SGPT yang tinggi, enggak selalu mengindikasikan adanya masalah hati, lho.

Lalu, hal-hal apa saja sih yang bisa membuat enzim ini meningkat?

Faktor Penyebab Meningkatnya SGPT

Sebenarnya faktor yang membuat enzim ini meningkat tak menyoal satu-dua hal saja. Sebab, ada banyak hal yang bisa bisa menyebabkan tingginya SGPT. Nah, berikut beberapa hal yang paling umum:

  1. Sedang mengonsumsi obat-obat tertentu, seperti statin yang berfungsi untuk mengendalikan kolesterol

  2. Mengonsumsi alkohol

  3. Mengalami hepatitis B

  4. Mengalami hepatitis C

  5. Sirosis.

Baca juga: Ketahui Fakta Penting tentang Pemeriksaan SGPT

Enggak cuma itu saja, sebab ada kalanya tingginya kadar SGPT juga bisa disebabkan oleh adanya gangguan kesehatan, seperti berikut:

  • Penyakit celiac

  • Gangguan fungsi tiroid.

  • Irritable bowel syndrome.

  • Hepatitis yang disebabkan autoimun.

  • Kelebihan zat besi dalam tubuh.

Kapan Pemeriksaan SGPT Dibutuhkan?

Biasanya pemeriksaan enzim ini dilakukan ketika seseorang mengalami gejala-gejala hepatitis atau gangguan fungsi hati lainnya. Alasannya simpel, sebab enzim ini amat terkait dengan organ hati. Nah, biasanya dokter akan meminta melakuan tes ini bila ditemukan gejala seperti:

  • Jaundice (sakit kuning)

  • Warna urine gelap

  • Mual dan muntah

  • Nyeri di bagian perut, tepatnya pada letak organ hati.

Pemeriksaan ini sebenarnya tak hanya dilakukan karena adanya gejala-gejala di atas saja. Pemeriksaan enzim ini biasanya juga akan dilakukan untuk:

  • Mengevaluasi perkembangan penyakit hati yang dialami, seperti hepatitis, sirosis, dan gangguan hati lainnya.

  • Mengevaluasi seberapa baik sebuah perawatan kesehatan yang telah diberikan.

  • Melihat apakah pengidap butuh pengobatan atau tidak. Ada beberapa kasus penyakit yang efek pengobatannya memicu terjadinya kerusakan hati, misalnya Tuberculosis (TB).

Baca juga: Hati Lebih Berat dari Normal, Waspada Perlemakan Hati

Bagaimana dengan prosedurnya? Umumnya, pemeriksaan ini enggak memerlukan persiapan khusus. Bila pemeriksaan dilakukan dengan tes darah, dokter akan menganjurkan untuk melakukan puasa selama setidaknya 10 jam sebelum melakukan tes.

Mau tahu lebih jauh mengenai masalah di atas? Atau memiliki keluhan kesehatan? Kamu bisa kok bertanya langsung ke dokter ahli melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!