10 Gejala Umum pada Orang yang Mengidap Disartria
Halodoc, Jakarta – Kondisi terhambatnya proses berbicara akibat gangguan yang terjadi pada otot penghasil suara, dikenal dengan istilah disartria. Gangguan ini dapat terjadi pada otot bibir, lidah, pita suara, atau diafragma di dada. Umumnya, keluhan terjadi akibat gangguan saraf.
Jika kamu mengalami gangguan disartria, kamu akan mengalami kesulitan berbicara, seperti bicara menjadi lambat atau cadel. Akibatnya, lawan bicara pengidap sering kesulitan memahami apa yang diucapkan. Meskipun begitu, disartria tidak memengaruhi kecerdasan pengidapnya.
Penyebab Disartria
Kerusakan otaklah yang menyebabkan terjadinya disartria. Kerusakan tersebut dapat terjadi saat lahir atau saat sudah dewasa. Kerusakan otak saat lahir, misalnya terjadi pada penyakit Bell’s Palsy.
Sementara itu, pada orang dewasa, kerusakan otak yang bisa mengakibatkan disartria adalah:
- Stroke.
- Cedera otak.
- Tumor otak.
- Penyakit Parkinson.
- Penyakit autoimun pada saraf, yaitu multiple sclerosis.
Gejala Umum Disartria
Gejala merupakan penyimpangan dari fungsi normal tubuh atau sesuatu yang dirasakan dan bisa menggambarkan kondisi tidak normal pengidap. Beberapa gejala yang umumnya dirasakan oleh pengidap disartria adalah:
- Volume bicara yang aneh.
- Kesulitan menggerakkan lidah tau otot-otot wajah.
- Kesulitan menelan (disfagia), yang bisa menyebabkan air liur keluar.
- Bersuara serak, sengau, atau tegang.
- Nada bicara monoton.
- Irama berbicara yang tidak biasa.
- Cadel saat berbicara.
- Berbicara terlalu cepat, sehingga sulit dimengerti.
- Berbicara dengan lambat.
- Tidak mampu berbicara dengan volume lebih keras dari berbisik, atau malah berbicara dengan volume terlalu keras.
Diagnosis Dokter Terhadap Disartria
Dokter akan mengidentifikasi penyakit atau kondisi berdasarkan gejala dan tanda klinis yang dialami oleh pengidap. Umumnya, pengidap akan disarankan untuk berkonsultasi dengan terapis wicar,a untuk mengevaluasi kemampuan berbicara dan untuk menentukan tipe disartria. Beberapa pemeriksaan yang akan dilakukan dokter untuk mendiagnosis penyebabnya adalah:
- Uji pencitraan, seperti MRI atau CT scan, untuk mendapatkan gambar detail dari otak, kepala, dan leher pasien. Hal ini membantu dokter mengidentifikasi gangguan bicara pasien.
- Pemeriksaan otak dan saraf, bisa membantu memetakan sumber dari gejala yang dirasakan pengidap.
- Tes urine dan darah, dilakukan untuk mengidentifikasi adanya penyakit penyebab infeksi atau peradangan.
- Spinal tap. Dokter akan mengambil sampel cairan otak untuk diteliti lebih lanjut di laboratorium.
- Biopsi otak akan dilakukan jika dokter mencurigai tumor otak sebagai penyebab disartria pasien. Dokter akan mengambil sampel jaringan otak pasien untuk diuji.
- Tes Neuropsikologis. Tes ini untuk mengukur kemampuan berpikir, kemampuan memahami kata, serta kemampuan memahami bacaan dan tulisan. Beberapa penyebab disartria bisa memengaruhi kemampuan berpikir dan memahami kata serta tulisan.
Pengobatan Disartria
Pengobatan disartria meliputi dua hal, yaitu mengatasi penyebabnya dan memperbaiki proses bicara agar pembicaraan lebih mudah dimengerti. Jika disartrsia disebabkan oleh kerusakan otak akibat stroke, kerusakan otak tersebut biasanya sulit disembuhkan. Hal yang dapat dilakukan adalah melakukan rehabilitasi cara bicara pengidap.
Untuk itu, peran terapis bicara sangat penting. Terapis akan mengajarkan cara membuat produksi suara agar menjadi lebih jelas. Misalnya dengan melambatkan kecepatan bicara, serta melatih fonasi (pengidap diminta mengucapkan huruf satu per satu dengan jelas).
Penting untuk diketahui bahwa tidak semua kasus disartria dapat dicegah. Salah satu penyebab paling sering dari disartria adalah stroke. Oleh karena itu, penting bagi kamu untuk melakukan tindakan pencegahan terhadap stroke yang juga menurunkan risiko terjadinya disartria.
Menjalani pola hidup sehat dengan berolahraga teratur, serta mengonsumsi makanan tinggi serat dan rendah lemak, merupakan cara yang bisa kamu lakukan. Jangan lupa pula untuk selalu cek kesehatan secara rutin pada dokter di Halodoc. Diskusi dengan dokter akan lebih mudah dan praktis dilakukan melalui aplikasi Halodoc, karena komunikasi bisa dilakukan via Chat atau Voice/ Video Call kapan dan di mana pun. Yuk, segera download aplikasinya sekarang!
Baca juga:
· Anak Diam saat Diajak Bicara, Mengapa?
· Trik Agar Bayi Cepat Belajar Bicara
· Mengenali Tanda Speech Delay pada Anak