Kenali 7 Penyebab Jerawat di Hidung yang Perlu Diwaspadai
“Ada berbagai penyebab jerawat di hidung yang perlu diketahui. Contohnya masalah pencernaan, fluktuasi hormon, mencabut bulu hidung, hingga stres.”
DAFTAR ISI
Halodoc, Jakarta – Jerawat terjadi ketika pori-pori mengeluarkan terlalu banyak sebum yang dikombinasikan dengan kulit mati, kotoran atau bakteri. Daerah “T” wajah (dahi dan hidung) termasuk area yang rentan mengalami pertumbuhan jerawat.
Hidung juga sangat rentan berjerawat karena pori-pori pada bagian hidung sering kali lebih besar daripada area lain. Selain itu, fluktuasi hormon juga bisa memicu pertumbuhan jerawat di hidung.
Pertanyaannya, apa saja sih penyebab jerawat di hidup yang perlu diwaspadai? Lalu, bagaimana cara mengatasinya?
Berbagai Penyebab Jerawat di Hidung
Seperti penjelasan di atas, pori-pori di area hidung cenderung lebih besar daripada di area lainnya. Ukuran yang lebih besar memudahkan puing-puing terperangkap, sehingga menyebabkan hidung lebih gampang berjerawat.
Beberapa kondisi mendasar juga dapat menyebabkan jerawat terbentuk di berbagai bagian hidung.
Lantas, apa saja penyebab jerawat di bawah hidung?
1. Masalah pencernaan
Masalah pencernaan sering dikaitkan dengan pembentukan jerawat di ujung hidung. Jerawat adalah gejala dari masalah sistem kekebalan tubuh, dan 70 persen dari sistem kekebalan tubuh ada di saluran pencernaan.
Ketika bagian dari sistem kekebalan pada saluran pencernaan terlalu aktif, bagian dari sistem kekebalan di area lain di tubuh, seperti kulit juga dapat menjadi terlalu aktif. Inilah yang menyebabkan pertumbuhan jerawat.
2. Fluktuasi hormon
Fluktuasi hormon juga dapat menyebabkan pembentukan jerawat di sisi hidung. Nah, jerawat yang terjadi karena fluktuasi hormon lebih berisiko menyerang area yang pori-porinya membesar.
Jerawat hormonal berkembang ketika perubahan hormonal meningkatkan jumlah minyak dari kulit.
Minyak yang berinteraksi dengan bakteri di pori-pori kulit tempat rambut tumbuh (folikel rambut) dapat menyebabkan jerawat.
3. Mencabut bulu hidung
Mencabut bulu hidung dapat memicu pertumbuhan rambut ke dalam yang menyerupai jerawat di hidung. Rambut yang tumbuh ke dalam adalah komplikasi umum dari pencabutan rambut, termasuk bulu hidung.
4. Meningkatnya stres
Peningkatan stres dapat menyebabkan pertumbuhan jerawat yang berulang. Pada saat stres, hormon stres meningkat dan memicu kelenjar minyak untuk menghasilkan lebih banyak minyak. Nah, hal ini yang memicu munculnya jerawat.
Jika kamu sering berjerawat saat menstruasi, kemungkinan besar kamu akan mengalami jerawat hormonal daripada jerawat stres.
Perubahan hormonal, terutama peningkatan kadar androgen, memiliki efek yang sama pada kelenjar minyak.
Ketahui fakta lain mengenai jerawat di artikel Letak Jerawat di Wajah Menunjukkan Kondisi Kesehatan?
5. Riwayat genetik
Kondisi genetik dapat menentukan seberapa berisiko seseorang mengalami jerawat. Genetik dapat menentukan seberapa efektif sistem kekebalan tubuh dalam menangkal bakteri Propionibacterium acnes (P. acnes).
Bakteri ini merupakan penyebab jerawat, dengan merangsang produksi minyak di folikel dan menyebabkan peradangan.
Faktor genetik juga berperan dalam kemampuan folikel menjadi tahan jerawat di masa dewasa. Jika kamu memiliki orang tua atau saudara kandung yang memiliki jerawat, maka kamu berisiko mengalami jerawat lebih besar.
6. Kebiasaan menyentuh wajah
Sentuhan tangan dapat membawa kotoran dan bakteri ke kulit wajah, termasuk hidung. Selanjutnya, bakteri yang terbawa tangan dapat menginfeksi pori-pori kulit dan menyebabkan jerawat muncul.
7. Pemilihan produk perawatan yang tidak tepat
Pemilihan produk perawatan kulit yang tidak cocok dengan jenis kulit dapat menyebabkan iritasi dan jerawat.
Menggunakan produk yang terlalu keras atau mengandung bahan yang kurang cocok, dapat memicu masalah kulit termasuk jerawat di hidung.
Cara Mengatasi Jerawat di Bawah Hidung
Dengan penanganan yang tepat, kamu bisa mengatasi jerawat di bawah hidung dan mendapatkan kulit yang bersih dan sehat. Lantas, bagaimana caranya?
1. Membersihkan wajah secara teratur
Membersihkan wajah adalah langkah penting dalam menjaga kulit sehat dan mencegah jerawat. Kemudian, gunakan pembersih wajah yang lembut dan sesuai dengan jenis kulit. Nah, berikut 5 Tips Memilih Pencuci Wajah Terbaik yang perlu kamu tahu.
Hindari menggosok wajah terlalu keras, karena hal ini dapat memicu produksi minyak berlebih dan iritasi. Bilas wajah dengan air hangat, kemudian keringkan dengan lembut menggunakan handuk bersih.
2. Gunakan produk perawatan yang mengandung asam salisilat
Asam salisilat adalah bahan yang efektif untuk mengatasi jerawat di bawah hidung. Bahan ini membantu membersihkan pori-pori yang tersumbat dan mengurangi peradangan.
Cek manfaat asam salisilat untuk perawatan wajah di artikel Mengenal Lebih Dekat Asam Salisilat dan Fungsinya.
3. Jangan memencet jerawat
Saat jerawat di bawah hidung muncul, biasanya akan timbul godaan untuk memencetnya. Namun, cara ini dapat menyebabkan kondisi iritasi, infeksi, dan bekas luka. Lebih baik biarkan jerawat matang dan pecah dengan sendirinya.
4. Gunakan pelembap non-komedogenik
Pelembap adalah langkah penting dalam rutinitas perawatan kulit. Namun, pilihlah pelembap yang non-komedogenik, artinya tidak akan menyumbat pori-pori dan memicu jerawat baru.
Gunakan pelembap secara teratur setelah membersihkan wajah, terutama saat kulit terasa kering.
5. Jangan menyentuh wajah dengan tangan kotor
Alih-alih menghilang, jerawat di bawah hidung justru bisa semakin marah jika kamu menyentuhnya dengan tangan kotor. Sebab, cara ini dapat memindahkan bakteri di tangan ke permukaan kulit wajah.
6. Mengonsumsi makanan sehat
Jerawat di bawah hidung juga dapat kamu atasi dengan mengubah pola makan menjadi lebih sehat. Caranya, perbanyak asupan buah-buahan, sayuran, ikan berlemak, makanan tinggi serat, dan minyak zaitun.
7. Pertimbangkan konsultasi dengan dokter kulit
Jika jerawat di hidung terus muncul dan tidak kunjung mereda, pertimbangkan untuk bicara dengan dokter spesialis kulit di Halodoc. Mereka dapat memberikan pengobatan yang lebih tepat dan sesuai dengan kondisi kulitmu.
Dengan pengalaman lebih dari 10 tahun, kamu bisa klik salah satu dokter yang ada di Halodoc berikut ini untuk melakukan sesi konsultasi:
- dr. Dyah Ayu Nirmalasari Sp.D.V.E
- dr. Made Martina W. M.Biomed, Sp.D.V.E
- dr. Dina Febriani Sp.D.V.E
- dr. Frieda Sp.D.V.E
- dr. Ryski Meilia Novarina Sp.D.V.E
Tak perlu khawatir jika dokter sedang tidak tersedia atau offline. Sebab, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui aplikasi Halodoc. Pakai Halodoc sekarang juga!